- Profil WHO
- Peran WHO WHO Menangani Pandemi COVID-19 1. Deklarasi Darurat Kesehatan Global 2. Koordinasi Internasional 3. Penyediaan Pedoman Teknis 4. Penelitian dan Pengembangan 5. Edukasi dan Penyampaian Informasi 6. Dukungan pada Negara-negara Rentan 7. Advokasi dan Kebijakan Kesehatan Global 8. Evaluasi dan Perbaikan
Belum genap sehari menjabat sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani kebijakan eksekutif yang memuat langkah kontroversial. Salah satunya menarik Negeri Paman Sam keluar dari WHO.
Trump menilai WHO gagal menangani pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan global lainnya. Trump meneken perintah eksekutif yang memerintahkan badan-badan terkait menghentikan sementara transfer dana, dukungan, atau sumber daya pemerintah AS ke WHO.
Ini adalah kali kedua Trump berupaya membawa AS keluar dari WHO. Saat masa jabatan pertamanya, Trump sebagai presiden ke-45 AS menuduh WHO dipengaruhi China selama awal pandemi. Lalu, apa sebenarnya fungsi WHO? Bagaimana perannya selama pandemi COVID-19? Berikut rangkumannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil WHO
WHO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan pada 7 April 1948, yang kini diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia. Tujuan utama WHO adalah memastikan semua orang di seluruh dunia mencapai tingkat kesehatan setinggi mungkin.
WHO bertugas memberikan kepemimpinan global dalam isu-isu kesehatan, membentuk kebijakan kesehatan berdasarkan bukti ilmiah, memberikan dukungan teknis kepada negara-negara, serta memantau dan menilai tren kesehatan global.
Fokus utamanya memberantas penyakit menular HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, mengatasi penyakit tidak menular, memperkuat sistem kesehatan di berbagai negara. WHO bermarkas di Jenewa, Swiss, dengan lebih 150 kantor regional di dunia, yang bekerja sama dengan pemerintah lokal dan organisasi lain.
WHO memiliki 194 negara anggota, yang semuanya tergabung dalam Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly). Setiap negara memiliki perwakilan yang berpartisipasi dalam merancang kebijakan kesehatan global, menyusun strategi, dan menetapkan anggaran.
Peran WHO
WHO memainkan peran krusial dalam menangani isu-isu kesehatan global. Dari penanganan pandemi hingga upaya pemberantasan penyakit menular, WHO menjadi poros utama dalam memastikan akses kesehatan yang adil bagi semua.
Organisasi ini juga berperan aktif dalam memberikan panduan ilmiah, mendukung penelitian, hingga mendorong solidaritas antarnegara dalam menghadapi tantangan kesehatan yang terus berkembang. Berikut beberapa peran WHO.
- WHO memainkan peran penting dalam menangani wabah seperti COVID-19, Ebola, dan SARS, termasuk koordinasi respons global, memberikan panduan teknis, dan memastikan akses ke vaksin dan perawatan.
- WHO mengeluarkan panduan terkait gizi, penyakit, obat-obatan, dan pencegahan.
- Melalui program vaksinasi, promosi kesehatan, dan pengawasan penyakit, WHO berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dunia.
- WHO bekerja sama dengan organisasi internasional lain, sektor swasta, dan lembaga penelitian untuk menanggulangi dan menggalakkan inovasi berbagai isu Kesehatan.
WHO Menangani Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 menjadi peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 di seluruh dunia. Peristiwa ini mengakibatkan lebih dari 7 juta orang meninggal dunia. Banyak negara bahkan mengambil kebijakan lockdown dan pembatasan kegiatan sosial untuk mencegah penyebaran virus. Berikut peran WHO dalam penanganan pandemi COVID-19
1. Deklarasi Darurat Kesehatan Global
Pada 30 Januari 2020, WHO menetapkan wabah COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), yang merupakan tingkat peringatan tertinggi organisasi ini. Langkah ini bertujuan memobilisasi respons global lebih awal, bahkan sebelum COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
2. Koordinasi Internasional
WHO menjadi pusat koordinasi global dalam penanganan COVID-19, bekerja sama dengan pemerintah, lembaga kesehatan, dan organisasi internasional lainnya untuk:
- Memantau penyebaran virus melalui sistem pengawasan global.
- Menyediakan informasi terkini mengenai epidemiologi, pencegahan, dan pengendalian.
- Menggalang dana, seperti melalui program Solidarity Response Fund, yang digunakan untuk mendukung negara-negara dengan sistem kesehatan lemah.
3. Penyediaan Pedoman Teknis
WHO secara cepat mengembangkan dan memperbarui pedoman teknis berdasarkan penelitian terkini, termasuk:
- Cara mendeteksi, melacak, dan mengisolasi kasus COVID-19.
- Panduan tentang penggunaan masker, menjaga jarak fisik, dan ventilasi ruang.
- Pedoman bagi petugas kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
- Rekomendasi terkait protokol vaksinasi.
4. Penelitian dan Pengembangan
WHO memimpin inisiatif Solidarity Trial, yang melibatkan ratusan negara untuk menguji keefektifan berbagai pengobatan potensial untuk COVID-19. WHO juga bekerja sama dengan produsen vaksin dan peneliti melalui COVAX Facility, yang bertujuan memastikan distribusi vaksin adil di seluruh dunia, terutama ke negara-negara berpenghasilan rendah.
5. Edukasi dan Penyampaian Informasi
WHO memerangi infodemik, yaitu penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan terkait COVID-19. Kampanye global seperti "Stay Safe" dan "Science, Solutions, Solidarity" diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mempromosikan tindakan pencegahan berbasis sains.
6. Dukungan pada Negara-negara Rentan
WHO memberikan bantuan logistik berupa:
- Pasokan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan.
- Pengadaan alat uji COVID-19.
- Penyediaan oksigen medis dan alat bantu pernapasan.
- Peningkatan kapasitas laboratorium dan pelatihan tenaga medis.
7. Advokasi dan Kebijakan Kesehatan Global
WHO menyoroti pentingnya solidaritas internasional selama pandemi. Organisasi ini menyerukan agar vaksin, obat, dan alat kesehatan tidak dimonopoli oleh negara-negara kaya, tetapi didistribusikan secara adil.
8. Evaluasi dan Perbaikan
Pasca gelombang awal pandemi, WHO melakukan evaluasi mendalam tentang respons global dan memberikan rekomendasi untuk memperkuat kesiapan dunia menghadapi pandemi di masa depan.
(ihc/irb)