Kasus Jurnalis NetTV Korban Kekerasan Oknum Tentara Berakhir Damai

Kasus Jurnalis NetTV Korban Kekerasan Oknum Tentara Berakhir Damai

Sugeng Harianto - detikJatim
Selasa, 21 Jan 2025 02:30 WIB
Perdamaian tentara dan wartawan di Madiun
Kasus kekerasan oknum tentara ke jurnalis NetTV berakhir damai (Foto: Sugeng Harianto)
Madiun -

Kasus kekerasan yang dialami jurnalis NetTV, Soni Misdannato dengan oknum anggota Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha akhirnya berakhir damai. Kasus ini terjadi pada tahun 2016 silam.

Komandan Yonif Para Raider 501 Madiun, Letkol Inf. Yakhya Wisnu Arianto yang saat ini bertugas di Papua mengatakan siapapun yang bersalah harus meminta maaf.

"Harus minta maaf. Jangan ada permusuhan. Jadi saat meninggalkan dunia ini, kita semua dalam keadaan rukun dan damai," kata Yakhya melalui telekonferensi dengan wartawan di Yonif 501 Madiun Senin (20/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, salah satu dari 12 oknum pelaku penganiayaan berpangkat Sersan Mayor, menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan mereka.

"Kami minta maaf dan rekan media lain karena tindakan yang kami lakukan jadi histori buruk. Sudah tidak ada lagi kebencian dan kemurkaan, semoga setelah ini jadi hubungan yang baik dan menjadi kerabat," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sementata itu korban kekerasan, Soni Misdananto yang hadir dalam telekonferensi itu menyatakan telah menerima permintaan maaf dari para pelaku.

"Saya juga minta maaf, karena dulu sudah diselesaikan, tapi sampai saat ini masih berimbas. Makasih pada 501 dan teman media Madiun yang memfasilitasi saya dan pelaku untuk saling memaafkan," ujar Soni.

Kekerasan yang dialami Soni bermula saat ia sepulang dari liputan bangunan minimarket yang roboh pada Minggu, 2 Oktober 2016. Saat itu Soni hendak balik ke Kota Madiun.

Namun, ketika sampai di simpang 4 Ketean, ada arak-arakan perguruan silat Setia Hati Terate. Rombongan pesilat yang konvoi itu ada yang menabrak pengendara lain yang berhenti di traffic light.

Naluri jurnalis Soni yang melihat kejadian itu langsung mncul. Ia segera mengambil kamera dan merekam kejadian itu. Saat bersamaan dari belakang muncul oknum anggota TNI AD dari Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha memukuli rombongan pesilat yang menabrak.

Tak terkecuali Soni yang saat itu sedang merekam. Para pelaku kemudian menanyakan Soni dari mana. Soni pun mengaku sebagai jurnalis.

Namun, jawaban itu ternyata tak membuat para pelaku melepaskan begitu saja. Sebaliknya pelaku malah membawa Soni menuju ke pos. Saat di pos pengamanan Suro Agung, kamera Soni diminta dan memory dilepas kemudian dirusak.

Bahkan, helm yang dikenakannya Soni pun dipukul dengan besi. Tak berselang lama, wajah korban dipukuli, dan pantatnya ditendang. "Ada salah satu anggota yang meminta KTP dan memfotonya sambil mengancam bila diberitakan, Awas," tutur Soni saat itu.




(abq/iwd)


Hide Ads