BN (11) kakak kandung korban dugaan pembunuhan dan pemerkosaan di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi akhirnya masuk sekolah. Ia diketahui sudah tak masuk sekolah 2 bulan karena trauma.
Meski demikian, selama 2 bulan BN tetap belajar dengan didampingi orang tuanya. Sesekali guru dan kepala sekolahnya juga mendatangi ke rumah.
Bahkan saat Ujian tengah semester lalu, BN pun menjalani ujian di rumahnya dengan pendampingan kepala sekolah. Namun kini, ia kembali memberanikan diri masuk sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu sebenarnya bukan atas inisiatif BN, namun juga orang tuanya yang juga mengaku masih trauma. Pasalnya, sekolah BN dan adiknya di lokasi yang sama.
"Saat itu memang ibunya khawatir kalau anak saya ini sekolah, jadi kami minta belajar di rumah dulu," terang DN (35) ayah BN kepada detik Jatim, Jumat (17/1/2025).
Namun, hampir 2 pekan ini BN telah kembali ke sekolah. Pertimbangannya adalah agar BN mampu melawan trauma dan bisa melupakan peristiwa yang masih menghantui keluarga mereka tersebut.
"Kasihan, di rumah dia akhir-akhir ini malah sering melamun dan murung, jadi saya dan ibunya memberanikan untuk menyekolahkan dia," kata DN.
Setiap hari, DN mengantar jemput anak lelakinya tersebut. Ia pun selalu mendokumentasikan keberangkatan anaknya di sekolah, serta kerap berkomunikasi dengan wali kelas untuk menanyakan kondisi BN di sekolah.
"Saya antar jemput setiap hari, tapi saya lewatkan jalan yang berbeda. Tidak lewat lokasi adiknya ditemukan," tambahnya.
Ia bersyukur, anak lelakinya jauh lebih kuat saat ini. Meski kerap teringat adiknya, BN sudah bisa memulai kehidupan sosial dengan normal.
Namun demikian, BN masih belum berani bermain sendirian, mengingat dulu ia kerap bermain bersama adiknya saat pulang sekolah dan berangkat mengaji.
"Alhamdulillah berjalan hampir semestinya, tapi memang kalau ke mana itu jalannya muter. Kalau lewat TKP takut selalu teringat adiknya," tandas DN.
Saat ini, tidak ada lagi pendampingan dari Dinas Sosial ataupun pihak-pihak yang memberi penguatan psikologis bagi ia sekeluarga. Mereka bersama saling menguatkan melawan trauma dan rasa kehilangan yang dalam.
Sembari terus mengharap keadilan atas anaknya ditegakkan, pelaku yang sebenarnya bisa tertangkap dan diadili seadil adilnya.
"Sampai detik ini, kami sebagai keluarga tetap berupaya agar pihak kepolisian segera cepat bisa menyelesaikan kasus ini dengan cepat, tepat dan akurat," tegas DN.
Diketahui, siswi MI di kecamatan Kalibaru tewas dengan kondisi mengenaskan di sebuah kebun kosong. Gadis berusia 7 tahun itu diduga menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan.
Polresta Banyuwangi dengan didukung Dirkrimum dan Jatanras Polda Jatim telah turun ke lokasi untuk melakukan upaya identifikasi terhadap pelaku. Namun, hingga saat ini masih gelap.
(abq/iwd)