12.934 Hewan Ternak di Jatim Terjangkit PMK, 689 Mati

12.934 Hewan Ternak di Jatim Terjangkit PMK, 689 Mati

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 15 Jan 2025 20:33 WIB
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mengancam hewan ternak tengah menjadi perhatian di Jatim. Termasuk di Bangkalan.
Ilustrasi sapi di Jatim (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Surabaya -

Sebanyak 12.934 hewan ternak di Jawa Timur terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sementara itu, 689 di antaranya, mati akibat PMK.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengungkapkan, ratusan hewan ternak yang mati tersebut didominasi sapi. Ia menyebut, 689 hewan ternak yang mati akibat PMK ini sejak Desember 2024.

"Total ada 689 hewan ternak mati," kata Adhy Karyono dalam keterangannya, Rabu (15/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adhy menyebut, angka kematian hewan ternak yang disebabkan PMK sebesar 5,4%. Sementara ada 272 ekor atau 2,1% hewan ternak dipotong paksa akibat PMK.

Berdasarkan update data melalui iSIKHNAS atau sistem pelaporan real time berbasis android, per 13 Januari 2025 pukul 16.00 WIB total ternak yang terserang PMK di Jatim sejak 1 Desember 2024 hingga 13 Januari 2025 sebanyak 12.934 ekor sapi atau setara 0,4 persen dari total populasi sapi potong dan sapi perah di Jatim sebanyak 3,3 juta ekor.

ADVERTISEMENT

Dari total 12.934 ekor sapi yang terserang PMK, sebanyak 8.500 ekor (65%) dalam proses pengobatan, sebanyak 3.473 ekor (26%) sudah sembuh atau recovery, sisanya mati dan dipotong paksa.

Adhy mengatakan, pihaknya melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas perdagangan hewan ternak, baik antarkabupaten/kota atau lintas provinsi untuk menekan angka penyebaran PMK.

Menurutnya, kelayakan setiap hewan ternak yang di pasaran penting dilakukan untuk memastikan bahwa perekonomian Jawa Timur harus tetap stabil di tengah maraknya wabah PMK.

"Yang kita sepakati dengan para penjual (hewan ternak) adalah ekonomi harus tetap stabil," ujarnya.

Adhy mengingatkan kepada seluruh pihak, baik pengelola pasar hewan maupun penjual, untuk bersama-sama menjaga sterilisasi ternak dari PMK. Ia mengimbau agar peternak yang mempunyai sapi dengan gejala PMK, untuk tidak dibawa ke pasar hewan, karena berpotensi besar menularkan kepada hewan ternak yang lain.

"Kemudian, bagi sapi yang sakit, jangan dibawa ke pasar. Selesaikan dulu, diobati, kasih vitamin, baru bawa ke sini. Jadi ini memang salah satu langkah untuk mengantisipasi menjangkitnya PMK di tempat-tempat seperti ini," tegas Adhy.

Lebih lanjut, Adhy menambahkan, sejumlah langkah preventif juga perlu diambil. Salah satunya adalah pengendalian lalu lintas hewan ternak antar daerah.

"Pintu-pintu yang harus kita jaga adalah lalu lintas antar provinsi. Yang boleh masuk hanya yang sudah divaksin. Jadi ini mohon kesadaran kepada pemilik sapi untuk tetap waspada, ikuti kebijakan pemerintah. Dan jangan khawatir, kami sudah siapkan vitamin, obat, maupun vaksinnya," tandasnya.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads