Duh, Tes Perangkat Desa di Bojonegoro Diwarnai Isu Jual Beli Jabatan

Duh, Tes Perangkat Desa di Bojonegoro Diwarnai Isu Jual Beli Jabatan

Ainur Rofiq - detikJatim
Selasa, 14 Jan 2025 22:00 WIB
Balai Desa Ngampal
Balai Desa Ngampal (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Bojonegoro -

Tes atau ujian Perangkat Desa (Perades) Ngampal, Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro akan segera digelar. Sayangnya, isu jual beli jabatan terhembus menjelang pelaksanaan tes.

Dalam tes perangkat desa ini, formasi yang diperebutkan adalah Kepala Dusun (Kasun) Ngajen yang terdapat 5 peserta. Lalu Kasun Barong terdapat 3 peserta. Adapun total para peserta yakni 8 orang dengan rincian 7 pria dan seorang perempuan.

Namun isu jual beli jabatan semakin santer mendekati hari ujian perades. Ujian yang akan digelar dua hari lagi atau pada Kamis 16 Januari 2025 di kantor balai desa setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang ramai hari hari ini isu harga kursi perangkat desa hingga setengah miliar untuk satu kuota," beber salah satu peserta berinisial DN kepada detikJatim, Selasa (14/1/2025).

Meski baru sebatas rumor, namun ia meyakini memang benar dan sudah jadi rahasia umum. DN sendiri mengaku tak gentar dengan isu tersebut dan akan tetap maju ikut ujian.

ADVERTISEMENT

"Ya percaya, meski banyak orang bilang itu hoaks karena belum ada bukti, tapi soal pengisian perangkat ada tarif itu sudah tidak rahasia lagi bagi masyarakat. Tapi saya tetap akan ikut tes besok," ujarnya.

Senada, warga Desa Ngampal berinisial IN, juga menyakini isu jual beli jabatan. Apalagi sudah ada indikasi alotnya pembentukan panitia hingga ada yang memilih mundur karena tidak sejalan dengan kepentingan kepala desa.

"Iya dari teman yang saudaranya perangkat juga sudah bilang kalau info yang ramai Rp 500 juta untuk satu kursi. Bahkan nama yang akan jadi perangkat juga sudah ramai," ujar IN.

Terpisah, Kades Ngampal, Budiyanto saat dikonfirmasi mengaku juga telah mendengar isu tersebut. Ia tegas membantahnya. Apalagi nilainya yang fantastis hingga ratusan bahkan miliaran.

"Itu tidak benar. Kemarin aku juga dengar kalau kemarin di desa lain nilainya 800 sampai Rp 1 miliar. Tapi ini logika saja ya, kalau uang segitu mending dipakai usaha saja," kata Budiyanto.

Budiyanto lalu menjelaskan terkait calon perangkat desa yang akan ikut tes memang sempat ke rumahnya. Namun tujuannya hanya silaturahmi minta doa restu.

"Semua yang ikut saat ini kebetulan dulu juga tim sukses (botoh). Semua juga ke rumah minta doa restu," ujar Budiyanto.

Budiyanto juga menegaskan jika proses pengisian perangkat desa ini semua telah diserahkan kepada tim panitia. Dan seluruhnya sesuai dengan mekanisme yang ada.

"Nggak ada itu, semua sudah dilalui sesuai mekanisme. Pihak ketiga dari STIE Yapan," tandas Budiyanto.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads