Heboh Camat Asemrowo Digeruduk Ormas Dituding Sembunyikan Wanita

Round Up

Heboh Camat Asemrowo Digeruduk Ormas Dituding Sembunyikan Wanita

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 09 Jan 2025 08:55 WIB
Camat Asemrowo Surabaya saat digeruduk sekelompok orang
Camat Asemrowo Surabaya saat digeruduk sekelompok orang (Foto: Dok. Istimewa/tangkapan layar)
Surabaya -

Viral di media sosial Camat Asemrowo, Surabaya M Khusnul Amin digeruduk sekelompok orang di kantornya. Penggerebekan itu diviralkan dengan narasi sang camat dituduh menyembunyikan perempuan di dalam kantornya.

Penelusuran detikJatim, kejadian itu terjadi pada Senin (6/1) pagi. Sedangkan sekelompok orang tersebut diduga anggota organisasi masyarakat (ormas).

Dalam video berdurasi 4 menit 22 detik yang beredar, awalnya tampak seseorang laki-laki berbicara dengan nada tinggi kepada camat dan ingin dilayani sebagai masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami bisa komunikasi baik-baik kok enggak dilayani. Kantor kamu ta ini. Ini kantor masyarakat. Coba-coba lihat ada siapa ini," demikian kata pria di dalam video.

Kemudian, seorang pria lainnya memaksa masuk ke dalam ruang camat. Ini dilakukan karena camat dituding menyembunyikan perempuan di dalam kantor.

ADVERTISEMENT

"Ndak papa, tolong. Kita masuk ke ruangan camat. Sini, sini. Ada perempuan tadi. Ini masyarakat. Mana perempuan tadi? Cari-cari," ujar laki-laki yang memvideo.

Selanjutnya, sekelompok orang itu terus mencari keberadaan perempuan yang menggunakan seragam putih. Orang-orang yang masuk kantor itu kemudian mencari sosok perempuan yang diduga disembunyikan.

Tak lama, mereka menemukan perempuan yang dicari berada di bawah meja kantor. Dalam video, tampak orang-orang mengenali dan menyebut perempuan tersebut untuk keluar.

"Ada perempuan ini tadi. Ini dari media kok sama. Mana yang perempuan tadi. Devi, Devi suruh keluar. Kok kayak gini caranya ini," katanya.

"Ayo mbak, mbak, jangan takut. Ndak papa, Mbak Devi. Ini ada di ruangan camat ada perempuan yang di ruangan camat ternyata ada perempuannya. Ada perempuannya ketakutan. Ini sembunyi di dalam meja ini. Ayok keluar mbak," jelasnya.

Belakangan diketahui, perempuan tersebut merupakan staf kantor Kecamatan Asemrowo bernama Devika Sari. Hal ini dibenarkan oleh sang Camat Amin.

Amin membantah tudingan menyembunyikan perempuan. Menurut Amin, saat itu ia tengah bersama stafnya Devika Sari dan Alfian Syaifuddin yang tengah menyiapkan rapat zoom.

Amin menyebut, stafnya itu sembunyi di bawah meja karena ketakutan. Pasalnya, di luar kantor saat itu tiba-tiba datang sekelompok orang.

"Ini fitnah. Mereka gedor-gedor pintu, itu terjadi, kemudian menuduh saya ada hubungan dengan Mbak Devi. Di ruang ada Mbak Devi dan Mas Alvian mau zoom. Kalau datang sopan santun nggak gerudukan. Staf saya ketakutan, lari semua," tandas Amin.

Amin menjelaskan, permasalahan itu bermula karena pihaknya memberikan peringatan 1 kepada bangunan liar (bangli) di bawah Tol Tambak Mayor sebelum ditertibkan. Namun, sekelompok ormas menghubungi dan menggeruduk kantornya.

"Saya lagi rapat zoom sama staf untuk rapat program warga. Di ruangan saya ada Mas Alfian sama Mbak Devi. Pada waktu itu, kita kan lagi nge-zoom dan nggak bisa terima telepon," terang Amin, Rabu (8/1/2025).

"Lalu mereka datang dengan teriak-teriak, ada yang lagi gedor-gedor pintu. Ini maksudnya apa? Saya selesaikan dulu rapat saya, baru saya temui. Kan di WA juga sudah saya respons, nanti saya kabari," kata imbunya.

"Itu saya ndak diam. Mereka gedor pintu, akhirnya kemudian menuduh saya katanya ada perempuan di dalam. Di dalam itu banyak saksi, ada Mbak Devi yang lagi rapat sama saya sekaligus Mas Alfian. Katanya mereka kok nggak melayani masyarakat," tambahnya.

Amin mengatakan, bila ormas itu datang secara baik-baik dan sopan tanpa teriak-teriak, dirinya menyambutnya baik pula. Saat itu juga, ia tak langsung menemui karena masih melakukan rapat zoom.

"Mereka datang dan ketemu saya, minta supaya nggak ditertibkan (bangli), alasannya ini dan itu. Ndak bisa, kita ini melayani masyarakat, penegak perda. Kalau mereka bangunan liar itu melanggar perda, ganggu masyarakat, ya kita tertibkan. Itu atas permintaan warga," jelasnya.

Meski digeruduk ormas menolak penertiban bangli, ia akan tetap memberikan peringatan selanjutnya. "Kita layangkan peringatan kedua. Peringatan ketiga baru kita tertibkan," bebernya.

Atas kejadian yang menimpanya, Amin mengaku hendak melaporkan ke polisi. Pasalnya, ia merasa dirugikan digeruduk dan diviralkan menyembunyikan wanita.

"Kami memang ada rencana melaporkan ke pihak berwajib, karena ini sudah melanggar UU ITE, fitnah dan merugikan saya, keluarga saya. Mungkin ada laporan ke Polda," kata Amin.

"Karena ini sudah fitnah dan melanggar UU ITE. Saya nggak terima diginikan, saya rasa ini sudah keterlaluan, adabnya. Kita ini melayani masyarakat," imbuhnya.




(abq/hil)


Hide Ads