Gereja Merah Probolinggo, Cagar Budaya Ikonik Bersejarah di Jawa Timur

Gereja Merah Probolinggo, Cagar Budaya Ikonik Bersejarah di Jawa Timur

Irma Budiarti - detikJatim
Rabu, 08 Jan 2025 12:50 WIB
gereja merah di probolinggo
Gereja Merah Probolinggo. Foto: M rofiq/detikTravel
Probolinggo -

Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Jemaat "Immanuel" Probolinggo, yang lebih dikenal dengan nama Gereja Merah, merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Suroyo No 32, Kota Probolinggo.

Gereja ini menonjol dengan ciri khas warnanya yang merah, hasil dari cat besi yang digunakan untuk melindungi bangunan dari korosi. Warna ini juga menjadikannya mudah dikenali siapa saja yang melintasi kawasan tersebut.

Gereja Merah didirikan pada tahun 1862, sebagaimana tertera dalam keterangan berbahasa Belanda dan Latin di bangunan ini, "Gebouwd anno 1862". Kalimat tersebut memiliki arti "Dibuat tahun 1862".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, gereja ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan ibadah komunitas Kristen Protestan. Terutama orang-orang Belanda yang bekerja di perkebunan tebu di Probolinggo, Pasuruan, dan sekitarnya.

Bangunan ini resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Provinsi Jawa Timur pada tahun 2024 dengan No SK.100.3.3.1/667/KPTS/013/2024. Hal ini menjadikan Gereja Merah tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi warisan sejarah yang penting untuk dilestarikan.

ADVERTISEMENT

Arsitektur Unik Gereja Merah

Bangunan Gereja Merah berbentuk persegi panjang dengan orientasi menghadap timur ke Jalan Suroyo (dulu dikenal sebagai Heerenstraat). Seluruh konstruksi bangunannya terbuat dari logam.

Di mana, logam-logam tersebut diproduksi pabrik terkenal di Belanda, L.I. Enthoven & Co. Pabrik ini sempat memenangkan penghargaan dalam World Exhibition tahun 1851 di London, Inggris, yang menambah nilai historis gereja ini.

Bagian depan ruangan gereja merupakan area khusus bagi pendeta dan koor. Salah satu elemen menarik di area ini adalah mimbar yang terbuat dari besi cor dengan desain segi enam, berdiri di atas pedestal setinggi Β± 1,6 meter.

Untuk mencapai mimbar, terdapat tangga spiral di sisi kiri dengan balustrade yang dihiasi ornamen bunga lily dan motif salib. Desain ini mencerminkan perpaduan antara fungsi dan estetika pada era tersebut.

Selain berfungsi sebagai pelindung logam dari karat, cat merah pada Gereja Merah juga memberikan daya tarik visual yang khas. Warna ini menjadikannya salah satu ikon Kota Probolinggo yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya.

Gereja Merah Probolinggo adalah saksi bisu perjalanan sejarah dan perkembangan agama Kristen Protestan di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Dengan statusnya sebagai cagar budaya, gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi aset penting yang memperkaya warisan budaya Indonesia.




(hil/irb)


Hide Ads