Pemerintah pusat menargetkan Kabupaten Banyuwangi untuk mencapai swasembada pangan melalui perluasan Luas Tambah Tanam (LTT) padi sebesar 151.048 hektare, serta penyerapan beras petani oleh Bulog sebanyak 52.800 ton.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan, Banyuwangi harus mampu memenuhi target tersebut dengan mempercepat perluasan lahan tanam. Ia menargetkan pada 2025, luas tanam di Banyuwangi bertambah hingga 30 ribu hektare. Saat ini, capaian LTT Banyuwangi hingga 2024 tercatat 119.651 hektare.
"Luas baku sawah di Banyuwangi hanya 62.941 hektare. Jika dalam setahun dua kali musim tanam, maka baru tercapai 125.882 hektare LTT. Ini berarti harus ada tambahan luas tanam padi sekitar 30 ribu hektare pada tahun ini. Inilah yang harus kita upayakan bersama," ujar Ipuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Bupati Banyuwangi menempuh strategi kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini diwujudkan melalui Penandatanganan Komitmen Bersama Realisasi Percepatan Serapan Gabah atau Beras di Kantor Pemkab Banyuwangi pada Kamis (13/3/2025).
Ipuk meyakini kolaborasi ini dapat membantu pencapaian target swasembada pangan.
"Presiden telah menetapkan program Asta Cita, salah satunya swasembada pangan. Hal ini menjadi mandat bagi daerah untuk merealisasikannya. Karena itu, kolaborasi dari semua stakeholder diperlukan agar upaya ini bisa berjalan optimal dan sesuai target," tegasnya.
Penandatanganan MoU ini melibatkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang diwakili oleh Ipuk Fiestiandani, Dandim 0825 Letkol Arh Joko Sukoyo, Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Dwiana Puspita, perwakilan Polres Banyuwangi, jajaran Pemkab, Ketua Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi, serta perwakilan Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Kecamatan.
Bersamaan dengan penandatanganan MoU, digelar pula rapat koordinasi yang dihadiri oleh Danramil se-Banyuwangi, Koordinator PPL Balai Penyuluhan Pertanian dari 20 kecamatan, Ketua Gapoktan Kecamatan se-Banyuwangi, serta perwakilan kelompok tani.
"Terima kasih atas komitmen bersama yang telah dilakukan. Semua pihak harus bersama-sama berkontribusi untuk mewujudkan target swasembada pangan daerah," kata Ipuk.
Selain MoU tersebut, Ipuk juga mengeluarkan kebijakan untuk memperketat izin pembangunan di atas lahan persawahan.
"Kebijakan ini diambil untuk melindungi luasan lahan baku daerah agar tidak terus berkurang," jelasnya.
Pemkab Banyuwangi juga terus mendorong peningkatan produktivitas tanaman padi dengan berbagai inovasi, seperti peningkatan Indeks Pertanian (IP) melalui penggunaan bibit unggul padi berumur genjah 75 hari panen, serta pemanfaatan pupuk alternatif seperti pupuk hayati dan pupuk organik cair (POC) melalui inovasi RUPA (Rumah Pelayanan Pupuk Alternatif).
"Kami juga melakukan optimalisasi mekanisasi pertanian dengan alat mesin pertanian (alsintan)," tambah Ipuk.
Sementara itu, Dandim 0825 Letkol Arh Joko Sukoyo menegaskan kesiapan pihaknya dalam mendukung program swasembada pangan yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi dan Bulog.
"Seperti pendampingan untuk percepatan tanam padi hingga pengawalan keberlangsungan panen dan penyerapan gabah oleh Bulog. Kita harus bekerja ekstra dan tidak bisa bekerja sendiri, harus bareng-bareng," pungkas Letkol Joko.
(erm/hil)