.webp)
Satu persatu rumah peternak sapi yang hewan ternaknya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) didatangi dokter hewan Syamsudin, warga Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Setiap harinya Syamsudin mengobati belasan ekor sapi terindikasi PMK secara door to door.
Setelah melakukan pemeriksaan pada sapi, ia kemudian menyuntik obat kepada hewan ternak tersebut. Selain itu, ia juga memberikan obat antiseptik pada hidung dan kuku, serta memberikan obat serbuk anti lalat pada sapi.
"Per hari rata- rata mengobati 7-15 ekor sapi dan kebanyakan terjangkit PMK. Kami melakukan pemeriksaan dan memberikan obat pada sapi yang sakit," ujar dr Syamsudin kepada detikjatim, Minggu (5/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu peternak yang memiliki sapi terjangkit PMK, yakni Nur Ikhsan (40), warga Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir. Sapi jenis limosin miliknya terjangkit PMK yang ditandai dengan nafsu makan berkurang, serta mengeluarkan liur dan luka pada kuku. Ia kemudian memanggil dokter hewan untuk memeriksakan kesehatan sapinya.
"Sapi saya sakit PMK dengan ciri-ciri nafsu makan berkurang, mengeluarkan liur, serta ada luka pada kuku sehingga saya memanggil dokter hewan," ujar Nur.
Petugas mengimbau kepada para peternak yang memiliki ternak terjangkit PMK agar melapor kepada petugas kesehatan hewan untuk segera dilakukan pengobatan. Peternak juga diminta menjaga kebersihan kandang.
"Imbauan kami agar peternak sapi menjaga kebersihan kandang, serta melaporkan jika sapi mengalami gejala PMK," terang Syamsudin.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kabupaten Lumajang, terdapat 900 ekor sapi di Kabupaten Lumajang yang terjangkit PMK, di mana 70 ekor sapi di antaranya mati.
(irb/iwd)
