Polemik Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof Dr Budi Santoso dr SpOG Subsp FER atau Prof Bus sempat menghebohkan dunia pendidikan terutama di Jawa Timur pada akhir Juni hingga awal Juli 2024. Bermula dari menolak dokter asing didatangkan ke tanah air berujung pencopotan jabatan dekan, hingga akhirnya kembali menjabat.
Awal Permasalahan
Menkes Budi Gunadi saat kala itu memberi sinyal akan mendatangkan dokter asing ke tanah air. Dekan FK Unair pun memberikan respons bahwa secara pribadi dan institusi tidak setuju pada Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya saat itu banyak RS vertikal di kota-kota besar Indonesia. Banyak pula dokter spesialis yang berkompeten dan tidak kalah baik dengan dokter luar negeri.
Lalu pada Minggu (30/6/2024) Prof Bus kembali menjelaskan bahwa Kemenkes berencana mendatangkan dokter asing ke tanah air yang salah satu tujuannya untuk transfer of knowlage. Rencana ini mendapat respons dari kalangan kedokteran termasuk dari FK Unair.
Pada intinya, bila dokter asing praktik secara bebas dan mandiri, ia tetap tidak setuju. Tetapi bila transfer of knowledge, sebagai ahli kedokteran, Prof Bus setuju dan waktunya terbatas 2 tahun di kawasan ekonomi khusus (KEK).
![]() |
Rektor Unair Merespons Wacana Kemenkes Datangkan Dokter Asing
Kemenkes berencana mendatangkan dokter asing ke tanah air yang salah satu tujuannya untuk transfer of knowlage. Rektor Unair Prof M Nasih tak minder dengan dokter asing. Dokter-dokter lulusan Unair dididik dan mendapatkan kompetensi yang jauh lebih unggul serta siap untuk berkompetisi dengan dokter lulusan luar negeri atau dokter asing. Tidak ada alasan bagi kami dokter lulusan Unair takut bersaing di level internasional dengan dokter asing.
Menurut Prof Nasih, Unair merupakan salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan tugas untuk menyelenggarakan pendidikan di bidang kedokteran. Untuk itu, pihaknya telah mencetak dan meluluskan peserta didik sebagai dokter dan dokter spesialis serta konsultan. Tugas Unair sebagai institusi pendidikan, sebagaimana peraturan dan perundang-undangan yang berlaku hanyalah menyediakan dan menyiapkan lulusan dokter dan atau dokter spesialis.
Unair tidak mempunyai hak dan kewenangan untuk mengatur dan atau mendistribusikan, serta menugaskan dokter untuk menjalankan profesinya atau menjadi dokter yang bekerja di wilayah NKRI. Sebagai perguruan tinggi negeri, lanjut Prof Nasih, Unair tunduk dan patuh pada semua peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pihaknya juga mendukung penuh semua kebijakan yang diambil negara atau pemerintah.
Prof Bus Dicopot dari Dekan FK Unair
Atas respons menolak dokter asing pada Kamis (27/6/2024) itu, Prof Bus diberhentikan atau dicopot dari jabatannya sebagai Dekan FK. Sebelum dicopot, Prof Bus mendapat panggilan terkait responsnya soal rencana Kemenkes yang akan mendatangkan dokter asing ke Indonesia.
Pada Selasa (2/7/2024) Prof Bus diminta menghadap rektor, senat akademis, dan sekretaris universitas. Namun ia tak bisa hadir karena sedang ada di Jakarta menjadi narasumber sebuah acara. Hari Rabu (3/7/2024) pagi diberi tahu bahwa dia diberhentikan, pukul 15.00 WIB suratnya pemberhentian diterima.
Pencopotan jabatan Dekan FK Unair saat itu pun langsung heboh. Pada Rabu (3/7/2024) pihak Humas Unair pun membenarkan terkait beredarnya pemberitaan tentang pemberhentian Dekan FK Unair di beberapa media sosial.
Alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian itu merupakan kebijakan internal. Tepatnya untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair
Aksi Dokter Bela Prof Bus
Mengetahui kabar dicopotnya Prof Bus dari jabatan Dekan FK Unair, dokter-dokter di Surabaya menggelar aksi untuk Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER di halaman FK pada Kamis (4/7/2024). Postingan, puluhan karangan bunga dan aksi dari para dokter, termasuk mantan Rektor Unair periode 2001-2006 Prof Dr dr Med Puruhito hadir membela rekanan sejawat.
Bendera setengah tiang juga mewarnai aksi bela Prof Bus. Guru besar hingga dosen FK pun mengancam mogok kerja demi mendesak Rektor Unair mengembalikan jabatan Dekan FK kepada Prof Bus.
![]() |
Asosiasi IPKI Sesalkan Pemberhentian Dekan FK Unair
Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) membuat pernyataan sikap atas pemberhentian Dekan FK Unair Prof Budi. Ada pun 5 poin pada keterangan sikap yang dikeluarkan pada Kamis, 4 Juli 2024.
5 Poin itu ialah penghargaan terhadap kebebasan akademik, kepentingan akademik dan kelembagaan, perlindungan terhadap integritas akademik, komitmen terhadap profesionalisme dan etika, dan dukungan terhadap Ketua AIPKI yakni Prof Bus.
Rektor Unair tak Banyak Komentar
Rektor Unair Prof Nasih saat ditemui irit bicara ketika disinggung pemberhentian Prof Bus pada Jumat (5/7/2024). Ditanya mengenai kronologi pemberhentian Prof BUS sebagai Dekan FK Unair, dia justru menjawabnya 'belum'. Dia enggan menjelaskan sejak pemanggilan hingga pemberhentian Prof Budi.
Prof Nasih tetap bersikukuh enggan berkomentar saat ditanya apakah pencopotan Prof BUS merupakan buntut penolakan kebijakan Menkes datangkan dokter asing. Dia justru mengesankan bahwa surat keputusan pemberhentian Dekan FK Unair belum dikeluarkan.
Padahal, sebelumnya, pernyataan tertulis yang disampaikan Humas Unair telah mengonfirmasi pemberhentian Prof Budi Santoso dari jabatan Dekan FK dengan alasan pertimbangan internal. Hari ini, Prof Nasih justru tertawa kecil saat ditanya wartawan soal SK pemberhentian Prof BUS.
Prof Bus Datangi Rektorat Unair
Usai diberhentikan dari jabatan Dekan FK Unair pada 3 Juli 2024, Prof Budi mendatangi gedung rektorat pada Senin (8/7/2024). Prof Bus sapaan akrabnya datang bersama tim advokasi untuk kebebasan akademik dari LBH Surabaya hingga KIKA.
Kepada wartawan dia sampaikan apa alasannya datang ke rektorat dan menemui rektor membawa surat. Yakni pertanyaan dan klarifikasi terkait alasan dan prosedur terkait dengan pemberhentiannya. Ia berharap ada titik terang setelah dirinya mengajukan surat keberatan ke rektorat Unair. Tidak hanya itu, upaya yang dia lakukan ini dharapkan juga membuka solusi yang datang dari institusi Unair.
Unair Kembalikan Jabatan Dekan FK ke Prof Bus
Sehari setelah Prof Bus mendatangi Rektorat, keesokan harinya pada Selasa (9/7/2024) Unair mengembalikan jabatan Dekan FK kepada Prof Bus dan mulai Rabu (10/7/2024) kembali ngantor sebagai dekan. Rektor Prof Nasih menyatakan bahwa pengangkatan kembali Prof Bus sebagai Dekan FK Unair ini menjadi akhir cerita dari polemik pencopotan Dekan FK usai penolakan rencana Menkes datangkan dokter asing.
Prof Bus juga menyebutkan bahwa dirinya yang bersalah. Terkait alasan pemberhentiannya sebagai Dekan FK Unair, Prof Bus enggan menjawabnya. Baginya, permasalahan ini sudah selesai. Termasuk ketika dirinya ditanya mengapa menyampaikan permintaan maaf.
Prof Bus Dilantik Lagi Jadi Dekan FK Unair Secara Tertutup
Unair kembali melantik Prof Dr Budi Santoso dr SpOG Subsp FER sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK). Pelantikan yang digelar bersamaan dengan pelantikan satu dekan lain di Ruang Amerta Kantor Manajemen Kampus C, Unair ini digelar tertutup.
Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih melantik kembali guru besar yang akrab disapa Prof Bus sebagai Dekan FK usai diberhentikan selama sepekan pada Rabu (10/7/2024) pukul 08.00 WIB. Pihak Unair tidak memperkenankan awak media melakukan peliputan pelantikan tersebut.
Namun, pihak kampus membuat keterangan tertulis mengenai pelantikan Prof BUus yang ternyata digelar bersamaan dengan pelantikan Dr Muji Sulistyowati SKM MKes sebagai Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM.
Rektor Unair itu berharap pimpinan fakultas yang dilantik tidak melupakan tugas utamanya sebagai seorang akademisi. Karena itu dia mengingatkan jangan sampai tugas tambahan justru mengalahkan tugas utamanya.
(esw/iwd)