Ngalam Mbois: Inovasi Mahasiswi Malang Buat Penyedap Rasa dari Tempe

Ngalam Mbois: Inovasi Mahasiswi Malang Buat Penyedap Rasa dari Tempe

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 30 Des 2024 14:40 WIB
Mahasiswa Teknik Kimia S1 ITN Malang Ulayyaa Zulfaa
Mahasiswa Teknik Kimia S1 ITN Malang Ulayyaa Zulfaa/Foto: Dokumen ITN Malang
Malang -

Mahasiswa Teknik Kimia S1 ITN Malang Ulayyaa Zulfaa menciptakan penyedap rasa yang sehat pengganti monosodium glutamat (MSG). Penyedap rasa ciptaan Ulayyaa ini dibuat dengan menggunakan bahan pangan lokal seperti tempe dan jamur.

Ia mengolah tempe Malang dan jamur tiram sebagai penyedap rasa alami. Produk ini juga membuka peluang besar dalam menciptakan alternatif penyedap rasa yang sehat pengganti MSG.

"Produk ini bisa memperkuat rasa masakan secara alami, dan cocok sebagai pengganti MSG. Karena pada sebagian orang alergi terhadap MSG. Juga jika dikonsumsi secara berlebih (MSG) tidak bagus untuk kesehatan," kata Ulayyaa, Senin (30/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, tempe dan jamur tiram tidak hanya menjadi alternatif bahan penyedap rasa, namun juga bisa menambah nilai ekonomi bahan lokal. Serta, memenuhi kebutuhan pasar pangan fungsional yang terus berkembang.

Berkat inovasinya, Ulayyaa meraih Hibah Indofood Riset Nugraha (IRN) 2024-2025. Judul penelitian yang dikembangkan adalah "Pengembangan Produk Penyedap Rasa dari Tempe Malang dan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Untuk Pasar Pangan Fungsional", di bawah bimbingan dosen Teknik Kimia Faidliyah Nilna Minah.

ADVERTISEMENT

Ulayyaa menjadi salah satu dari 80 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang mendapat hibah IRN, Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indofood. Penerima hibah telah melakukan signing ceremony (tandatangan kontrak) dan Simposium Pangan Nasional pada 25 November 2024 secara hybrid di Gedung Indofood Tower, Jakarta.

"Rasanya sangat bangga dan bersyukur bisa lolos IRN. Saya merasa ini adalah kesempatan besar untuk mengembangkan diri sekaligus membuktikan bahwa tempe dari Malang dan jamur tiram memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar nasional maupun internasional," ujar mahasiswa angkatan 2021 ini.

Menurut Ulayyaa, tempe memiliki kandungan gizi tinggi dan manfaat kesehatan yang melimpah, seperti protein, serat, dan isoflavon. Tempe juga mudah ditemukan. Wilayah Sanan merupakan sentra produksi tempe, dan telah menjadi ikon produksi tempe di Kota Malang.

Selain itu, budidaya jamur tiram juga berkembang pesat berkat kondisi alam Malang yang mendukung. Jamur tiram kaya akan protein, serat, dan vitamin, sehingga berpotensi menjadi bahan pangan bernutrisi tinggi.

"Penelitian ini menguji berbagai proporsi tempe dan jamur tiram serta suhu pengeringan untuk menentukan kombinasi terbaik yang menghasilkan penyedap rasa dengan kualitas yang optimal," imbuhnya.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Makanan (TBM), Teknik Kimia ITN Malang. Proses penelitian dimulai dengan pemilihan bahan baku, tempe dan jamur tiram. Diproses melalui serangkaian tahapan, yaitu pencucian dan blanching jamur tiram.

Setelah itu, tempe dan jamur tiram akan dipotong tipis-tipis, dan dikeringkan menggunakan dehidrator pada variabel suhu tertentu. Setelah proses pengeringan, bahan-bahan tersebut akan digiling halus dan diayak menggunakan ayakan 100 mesh.

Produk penyedap rasa yang dihasilkan kemudian akan diuji secara fisik dan kimiawi. Termasuk pengujian kadar air, protein, karbohidrat, serta uji organoleptik untuk menilai kualitas rasa, warna, aroma, dan tekstur dari produk akhir.

Harapannya, produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas pangan fungsional yang semakin diminati oleh konsumen yang peduli akan kesehatan.

Dengan berhasilnya pengembangan produk tersebut, penelitian ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi tempe Malang dan jamur tiram, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri pangan lokal.

Produk penyedap rasa alami ini diharapkan dapat diterima di pasar pangan fungsional, mendukung pola makan sehat, dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

"Saya berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, terutama dalam mengembangkan produk inovatif berbasis pangan lokal. Serta dapat membantu meningkatkan nilai jual tempe Malang, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal," harapnya.

Ngalam Mbois adalah rubrik spesial detikJatim yang mengupas seputar seluk-beluk, capaian, prestasi, dan kelokalan khas yang ada di Malang Raya. Ngalam Mbois tayang setiap hari Senin.




(irb/hil)


Hide Ads