Sederet Fakta Pilu Balita Hanyut di Selokan Surabaya

Sederet Fakta Pilu Balita Hanyut di Selokan Surabaya

Irma Budiarti - detikJatim
Sabtu, 28 Des 2024 09:55 WIB
Petugas mengevakuasi balita di Surabaya yang hanyut di selokan dari Kali Makmur
Balita di Surabaya hanyut di selokan. Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim
Surabaya -

Empat hari berlalu setelah kejadian RZ, balita 3,5 tahun hanyut terbawa arus selokan di Babatan, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya. Jasad bayi malang itu akhirnya ditemukan.

Jasad RZ ditemukan mengapung di Kali Makmur. Tepatnya di kawasan SMPN 34 Surabaya pada Jumat (27/12/2024) sekitar pukul 14.00 WIB. Ada fakta pilu di balik kejadian ini.

Berikut sederet fakta pilu di balik balita hanyut di selokan Surabaya:

1. Jasad RZ Ditemukan Usai 4 Hari Pencarian

Salah satu anggota Polsek Wiyung bernama Bagar mengatakan, jasad RZ ditemukan setelah empat hari lamanya tim gabungan melakukan proses pencarian. Proses evakuasi jasad RZ melibatkan tim inafis dari Polrestabes Surabaya,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ditemukan di dekat SMP Negeri 34. Masih belum dievakuasi. Masih menunggu tim inafis," kata Bagar, Jumat siang.

2. Jasad Tersangkut Eceng Gondok

Kapolsek Wiyung Kompol Slamet Agus mengatakan, jasad korban ditemukan tersangkut eceng gondok yang berada di bawah Jembatan SMPN 34 Surabaya. Saat ditemukan, kondisi jasad korban sudah mengalami kerusakan, namun kalung emas yang digunakan korban masih menempel di lehernya.

ADVERTISEMENT

"Ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat ekskavator bantuan dari Pemkot Surabaya membersihkan eceng gondok di bawah jembatan. Hasil pemeriksaan awal, jasad korban sudah mengalami kerusakan di bagian tubuh. Tapi ada kalung yang dipakai korban sama dengan saat terekam CCTV," ungkap Agus.

3. Dimakamkan di Pasuruan

Usai dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Dr Soetomo untuk dilakukan visum dan memastikan identifikasi. Setelah itu, pihak keluarga membawanya ke rumah duka di Pasuruan untuk dimakamkan.

"Rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya Pasuruan," tuturnya.

4. Tangis Pilu Orang Tua Asuh RZ

Orang tua asuh RZ, Intani (60) terus menangis didampingi sang suami dan saudaranya. Ia terlihat membawa kain jarik yang biasa digunakan untuk menggendong RZ.

Meski bukan orang tua kandung, ia sudah mengganggap RZ sebagai anaknya sendiri. Pasalnya, ia sudah mengasuh RZ sejak usia 8 bulan.

Ia tak berhenti menangisi korban saat menemani di dalam ambulans jenazah. Sesekali, ia melontarkan kata-kata kepada putranya yang sudah terbungkus kantong mayat.

"Kenapa tinggalin ibu nak. Ini sudah ibu bawakan gendongan," kata Intani saat berada di dalam ambulans.

5. Ibu Korban Kerja di Malaysia Tak Bisa Pulang

Sibi, orang tua asuh korban mengaku sedih dengan penemuan jasad putranya. Ia juga sedih karena orang tua kandung korban yang kini bekerja di Malaysia tak bisa pulang.

"Tidak bisa pulang ke Surabaya, sudah dihubungi, sudah ditelepon," katanya.

Ia menambahkan, orang tua RZ merantau ke Malaysia sejak korban masih berusia 8 bulan. Mereka tidak bisa pulang karena terikat dengan kontrak pekerjaan di Negeri Jiran.

"Komunikasi mereka sama saudaranya. Saudaranya ini yang tinggal sama saya di Surabaya," tambahnya.

Selama ini, Sibi sudah menganggap RZ seperti anak kandungnya sendiri. Menurutnya, RZ adalah sosok yang penurut.

"Selama ini ya patuh. Biasanya ya main sama anak saya yang pertama. Anaknya juga nggak rewel atau sering nangis, ceria selalu," tuturnya.




(irb/iwd)


Hide Ads