Balita berusia 3,5 tahun yang terperosok ke selokan hingga hanyut di Wiyung Surabaya ditemukan meninggal mengapung di Kali Makmur. Betapa pilu perasaan kedua orang tua kandungnya yang tidak bisa pulang karena terikat kontrak kerja di Malaysia.
Jenazah RZ, balita yang terperosok saat bermain bersama sepupu dan anak tetangganya saat main hujan-hujanan itu ditemukan kawasan SMPN 34 Surabaya pada Jumat (27/12) siang pukul 14.00 WIB. Balita itu ditemukan setelah 4 hari pencarian oleh tim gabungan.
Bukan hanya orang tua kandungnya yang berada di Malaysia, orang tua asuh korban pun begitu terpukul. Sibi, sang ayah asuh korban yang menyampaikan bahwa orang tua kandung korban yang saat ini sedang berada di Malaysia tidak bisa pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak bisa pulang ke Surabaya, sudah dihubungi, sudah ditelepon," kata Sibi kepada detikJatim.
Sibi mengatakan orang tua RZ merantau ke Malaysia sejak balita itu masih berusia 8 bulan. Mereka tidak bisa pulang karena terikat kontrak pekerjaan di Negeri Jiran.
"Komunikasi mereka sama saudaranya. Saudaranya ini yang tinggal sama saya di Surabaya," tambahnya.
Selama ini Sibi sudah menganggap RZ seperti anak kandungnya sendiri. RZ adalah sosok yang penurut dan tidak rewel atau sering nangis seperti balita sebayanya.
"Selama ini ya patuh. Biasanya ya main sama anak saya yang pertama. Anaknya juga gak rewel atau sering nangis, ceria selalu," tuturnya.
Bahkan istri Sibi, ibu asuh RZ bernama Intani juga tampak begitu terpukul. Tangisnya pecah begitu tahu RZ ditemukan dalam keadaan meninggal. Saat berada di ambulans, perempuan berusia 60 tahun itu terus menangisi kepergian RZ.
![]() |
Dia tampak membawa kain jarik yang biasa dia pakai untuk menggendong RZ. Meski bukan orang tua kandungnya, wanita itu telah menganggap korban sebagai anaknya sendiri.
"Kenapa tinggalin ibu nak. Ini sudah ibu bawakan gendongan," kata Intani dengan nada yang begitu pilu saat berada dalam ambulans yang mengangkut jenazah RZ untuk dibawa ke RSUD Dr Soetomo.
RZ terjatuh ke dalam selokan di Babatan, Wiyung, Surabaya pada Selasa (24/12) sore sekitar pukul 15.30 WIB. Tenggelamnya balita tersebut terekam CCTV rumah yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Saat peristiwa mengenaskan itu terjadi, Sibi mengaku sedang tidak berada di rumah. Dia sedang bekerja. Ada dugaan ketika RZ bermain dengan saudara sepupunya di hari itu Intani juga sedang tidak mengawasi.
"Saya tahunya lihat dari video itu. Biasanya kalau main sama kakaknya itu hanya di depan rumah. Lha kemarin pas hujan-hujan itu, ternyata sama anak tetangga saya yang perempuan itu," katanya.
Selama 4 hari sebelum jasad RZ ditemukan, Sibi mengaku hanya bisa pasrah dan berdoa agar putra asuhnya itu bisa segera ditemukan petugas Gabungan. Bila pun ditemukan dalam keadaan meninggal dia berniat memakamkan RZ di kampung halamannya di Pasuruan.
Sesuai dengan rencananya, setelah jenazah RZ dibawa ke RSUD Dr Soetomo untuk dilakukan visum dan identifikasi keluarga membawa jenazahnya ke Pasuruan untuk dimakamkan di sana.
Berdasarkan rekaman CCTV pada hari kejadian, RZ bermain dengan sepupunya yang berusia 3 tahun dan seorang anak perempuan yang berusia 9 tahun. Anak perempuan itu terlihat berlari sambil menunjuk ke arah selokan.
Selokan kecil tersebut saat itu posisi airnya rata dengan jalan dengan arus yang deras. Sedetik kemudian EZ berlari ke arah anak perempuan itu mendekat ke selokan. EZ terus saja melangkah di tepi selokan tapi kaki kiri EZ ternyata tak menemukan pijakan hingga tubuhnya tercebur lalu hanyut terseret arus.
(dpe/iwd)