119 Warga Trenggalek Terdampak Tanah Gerak Masih Tinggal di Pengungsian

119 Warga Trenggalek Terdampak Tanah Gerak Masih Tinggal di Pengungsian

Adhar Muttaqin - detikJatim
Rabu, 25 Des 2024 07:31 WIB
Pengungsi tanah gerak Trenggalek
Warga di pengungsian (Foto: Adhar Muttaqin)
Trenggalek -

119 warga Desa Ngrandu, Suruh, Trenggalek masih tinggal di lokasi pengungsian akibat bencana tanah gerak. Pemerintah daerah tengah berupaya mencari lokasi baru untuk relokasi.

Sekretaris Desa Ngrandu Agung Sutrisno mengatakan posko pengungsian yang awalnya hanya satu titik saat ini dipisah menjadi dua lokasi. Hal ini dilakukan untuk mendekatkan penduduk wilayah atas dengan mata pencaharian sehari-hari.

"Kalau penduduk yang bawah untuk hewan ternak banyak yang dijual dengan harga murah, karena kesulitan untuk merawat. Sedangkan yang penduduk atas sudah memindahkan ternaknya ke tempat aman," kata Agung, Selasa (24/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agung, untuk penduduk wilayah atas pada siang hari lebih banyak beraktivitas menggarap lahan serta merawat hewan ternak. Biasanya mereka akan kembali ke pengungsian pada sore hari.

"Jadi kalau pagi masih cari rumput untuk ternak," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pemerintah terus memantau warga yang berada di pengungsian, mulai dari kebutuhan pangan hingga kesehatan. Bahkan saat ini beberapa lembaga turun tangan untuk membantu memulihkan kondisi psikologis warga.

"Dari pemeriksaan kesehatan ya ada satu dua yang sakit batuk pilek. Tapi dengan pendampingan tim kesehatan di lokasi insyaallah bisa teratasi," imbuhnya.

Lebih lanjut Agung mengaku hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan ratusan warga tersebut akan tinggal di lokasi pengungsian. Dari hasil pemetaan sementara, warga tidak mungkin kembali ke lokasi semua, karena kondisinya telah rusak dan berbahaya.

"Kalau melihat kondisi semua membutuhkan relokasi, karena lokasi semula sudah tidak layak huni. Untuk sampai kapan posko berdiri ya minimal sampai 29 Desember, sesuai masa tanggap darurat," ujarnya.

Untuk langkah selanjutnya, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten masih melakukan pembahasan apakah akan dilakukan perpanjangan atau diambil kebijakan lain.

"Masih kami bahas, apakah akan dibuat tenda keluarga atau seperti apa. Tapi yang jelas saat ini kami masih berusaha untuk menyiapkan lahan untuk merelokasi seluruh warga," imbuh Agung.

Sekdes mengaku terkait relokasi, telah ada komunikasi dengan beberapa pihak. Namun, untuk penentuan lokasi relokasi membutuhkan pembahasan lebih lanjut, karena tempat yang dibidik berada di kawasan Perhutani.

Bencana tanah gerak dan longsor terjadi di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Trenggalek pada Minggu (15/12). Akibatnya kawasan perkampungan mengalami kerusakan parah sehingga 38 rumah yang dihuni 43 KK (119 jiwa) harus dikosongkan.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads