Kepanikan pecah ketika longsor susulan berskala besar terjadi di Dusun Depok, Kecamatan Suruh, Trenggalek. Suara gemuruh pergerakan tanah membuat warga lari tunggang langgang menyelamatkan diri.
"Selasa sore itu terjadi hujan deras, kemudian air itu keluar dari tanah. Banyak tanah yang ambles. Saya lari nggak bawa apa-apa," kata salah satu warga korban bencana tanah gerak, Sulastri, Jumat (20/12/2024).
Sulastri menggambarkan bagaimana suasana kampung itu berubah mencekam. Retakan tanah muncul di sejumlah tempat. Bahkan akses jalan yang mulanya cuma retak kecil ambles hingga 1 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana-mana retakan, hancur semua, bahkan depan rumah saya sudah jadi jurang," ujarnya.
Kala itu dirinya sama sekali tak terpikirkan untuk membawa harta benda. Sulastri hanya fokus menyelamatkan diri dan keluarganya ke tempat yang lebih aman.
"Kami kumpul di bawah, kemudian dievakuasi bersama-sama sekitar jam 6 sore," imbuhnya.
Sulastri mengaku trauma atas kejadian bencana tanah gerak dan longsor itu. Kini dirinya dan keluarnya tinggal di lokasi pengungsian.
![]() |
Dengan kondisi kampung yang rusak parah ia tak ada niat untuk kembali ke rumahnya, karena kondisinya berbahaya dan tidak layak huni. Namun, ia mengaku tidak tahu harus sampai kapan berada di pengungsian.
"Nggak tahu nanti bagaimana, belum punya lokasi (lain). Kemarin yang penting menyelamatkan diri," katanya.
Hal senada disampaikan warga lain, Katmini. Perkampungan yang selama ini ditinggali terpaksa dikosongkan. Kerusakan masif terjadi di berbagai tempat, mulai ladang, jalan, hingga rumah warga.
"Kalau untuk rumah sebetulnya masih utuh, tapi kanan kiri itu sudah retak nggak karu-karuan. Samping rumah itu posisi tanah sudah naik, mungkin desakan dari titik longsor," kata Katmini.
Peristiwa tanah gerak dan longsor di Dusun Depok, Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh terjadi sejak Minggu malam. Saat itu lereng di sisi selatan longsor hingga kedalaman 2 meter. Kondisi itu memicu pergerakan tanah di perkampungan hingga radius 200 meter.
Pada kejadian awal hanya delapan rumah dan satu musala yang terdampak kerusakan. Jumlah pengungsi pun masih 23 jiwa. Namun kejadian berubah saat lereng seluas 5 hektare longsor dan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Rabu pagi Bupati Trenggalek Mochamad Nur bersama sejumlah instansi terkait turun langsung ke lokasi guna memastikan agar seluruh warga dan harta bendanya dievakuasi ke pengungsian.
Kepala BPBD Trenggalek Stefanus Triadi Atmono menyebut saat ini terdapat 119 jiwa yang mengungsi. Sebagian berada di posko pengungsian, sedangkan sebagian lain memilih tinggal bersama kerabat dekat.
(dpe/fat)