Enam hari berlalu, banjir yang merendam 2 desa di Kecamatan Kesamben, Jombang akibat meluapnya Avur Watudakon, tak kunjung surut. Para korban banjir pun terjangkit penyakit kulit, demam dan batuk pilek.
Sampai hari keenam, banjir masih merendam permukiman penduduk di Dusun Beluk, Desa Jombok. Ketinggian banjir mulai sebetis orang dewasa sampai 170 cm. Sedangkan di Dusun Kedondong, Desa Blimbing, tinggi banjir 15-80 cm.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Jombang, Wiku Birawa menjelaskan banjir di 2 desa tersebut berdampak terhadap 3.000 jiwa lebih. Jumlah korban banjir yang bertahan di pengungsian mencapai 168 jiwa. Tak sedikit pula warga yang mengungsi ke rumah kerabat mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengungsi di Blimbing 109 jiwa, di Posko Jombok ada 59 jiwa," jelasnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (12/12/2024).
![]() |
Wiku menuturkan para korban banjir di Dusun Beluk dan Kedondong terjangkit berbagai penyakit. Mayoritas mereka terserang penyakit kulit dengan keluhan gatal-gatal, demam, serta batuk dan flu.
"Yang ada di posko sudah langsung ditangani. Kalau penyakit gatal-gatal hampir merata. Mudah-mudahan curah hujan berkurang, di hulunya juga, sehingga banjir segera surut," terangnya.
Terkait kebutuhan dasar para korban banjir, Wiku memastikan sudah dipenuhi oleh Pemkab Jombang. Mulai dari makan dan minum, obat-obatan, air bersih hingga sarana MCK.
"Melihat kondisi banjir yang masih seperti itu (tren naik), kemungkinan akan lebih lama. Sehingga kami antisipasi dengan menyiapkan anggaran terkait kebutuhan itu dan sudah kami ajukan ke bupati," ujarnya.
Banjir di Dusun Beluk dan Kedondong sejak Jumat (6/12) terjadi karena meluapnya Avur Watudakon. Sungai tersebut tak mampu menampung curah hujan yang tinggi dengan durasi lama.
Pihaknya pun berkoordinasi dengan BBWS Brantas, Perum Jasa Tirta dan Dinas PU SDA Jatim untuk menangani banjir agar segera surut. Menurut Wiku, banjir harus segera diatasi sebab informasi dari BMKG potensi hujan sampai Januari 2025.
"Karena masyarakat sudah terlalu lama, potensi penyakit, aktivitas lumpuh, semuanya frustrasi. Kemarin Jasa Tirta menyedot banjir ke Sungai Brantas. Hari ini akan diturunkan alat beratnya dari Dinas PU Pengairan Jatim bisa digunakan di dalam air. Kami lihat lagi apakah sudah diturunkan," tandasnya.
(abq/iwd)