Banjir sebetis orang dewasa hingga 150 cm masih merendam Dusun Beluk, Desa Jombok, Kesamben, Jombang. Selain mengeluh sakit, para korban banjir di dusun ini juga kekurangan air minum.
Kepala Dusun Beluk, Sustiyo Budianto menjelaskan banjir terjadi sejak 4 hari lalu belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Banjir paling tinggi mencapai 150 cm di RT 3 RW 1. Sehingga memaksa sebagian warga mengungsi.
"Ada yang bertahan naik di lemari, di meja untuk menjaga rumah. Sebagian besar sudah mengungsi ke balai desa dan rumah keluarga," jelasnya kepada wartawan di lokasi banjir, Selasa (10/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir di kampung ini disebabkan meluapnya Avur Watudakon. Menurut Sustiyo, para pengungsi saat ini sangat membutuhkan tambahan toilet portabel dan air minum.
Baca juga: Banjir di Jombang Meluas hingga ke 8 Desa |
"Kalau makanan dan air bersih cukup, yang kurang MCK dan air minum," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Penanggungjawab Posko Dusun Beluk, Desa Jombok M Zainudin. Menurutnya, jumlah warga terdampak banjir di Dusun Beluk mencapai 1.200 jiwa. Sebagian besar korban banjir telah mengungsi ke Balai Desa Jombok dan Blimbing, serta ke rumah kerabat masing-masing.
Di Balai Desa Jombok, saat ini pengungsi berjumlah 23 jiwa.
"Alhamdulillah kondisi pengungsi sehat. Tadi ada beberapa yang mengeluh pusing dan pingsan," terangnya.
Zainudin menuturkan Pemkab Jombang menyuplai nasi bungkus 2 kali sehari untuk para korban banjir. Menurutnya, saat ini warga kekurangan air bersih, air minum dan toilet portabel.
Terkait air bersih, penyalurannya saat ini terkendala banjir yang masih tinggi. Sehingga truk tangki pembawa air bersih tidak bisa mengakses seluruh Dusun Beluk.
"Kebutuhan mendesak air minum dan air bersih. Untuk MCK kami koordinadi dengan DLH Jombang didukung 1 unit toilet portabel di Dusun Kedondong. Kami minta Pemprov Jatim untuk menambah," tandasnya.
(abq/iwd)