Banjir yang melanda Desa Jombok, Kesamben, Jombang sejak 5 hari lalu, tak kunjung surut. Saat ini, 79 jiwa korban banjir bertahan di pengungsian.
Banjir akibat meluapnya Avur watudakon merendam permukiman penduduk Dusun Beluk dan Kedondong di Desa Jombok. Tinggi banjir di Dusun Beluk mulai sebetis orang dewasa sampai 160 cm, sedangkan di Dusun Kedondong 20-70 cm.
Penanggungjawab Posko Dusun Beluk, M Zainudin menjelaskan, jumlah warga terdampak banjir mencapai 1.200 jiwa. Dari jumlah itu, 79 orang bertahan di pengungsian sejak 3 hari lalu. Sedangkan warga yang lain memilih bertahan di rumah, atau mengungsi ke rumah kerabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini pengungsi di balai desa Jombok 70 jiwa, terdiri dari lansia, balita, anak-anak dan bumil. Kami dirikan posko lagi di balai dusun, pengungsi bertambah 9 jiwa," jelasnya kepada wartawan di lokasi, Rabu (11/12/2024).
![]() |
Karena banjir mencapai 160 cm, lanjut Zainudin, pihaknya berkoordinasi dengan PLN untuk memadamkan listrik di Dusun Beluk. Pemadaman listrik untuk mencegah korsleting akibat banjir yang sudah tinggi.
"Kami juga memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, makan, minum dan kesehatan," tetangnya.
Kasat Samapta Polres Jombang Iptu Ali Efendi menerjunkan 9 personelnya membantu penanganan banjir di Desa Jombok. Pihaknya membantu evakuasi warga, kendaraan dan perabotan ke posko pengungsian di balai Desa Jombok.
Selain itu, Samapta Polres Jombang bersama Polsek Kesamben menggelar patroli rutin menggunakan perahu karet ke permukiman yang terendam banjir. Patroli untuk menjaga keamanan rumah warga sekaligus mengantisipasi warga yang terjebak banjir.
"Kami juga sampaikan imbauan dari Kapolres Jombang kepada masyarakat agar menjaga anak-anak jangan sampai lepas pantauan," tandasnya.
(dpe/iwd)