Universitas Merdeka Malang (UNMER) membeberkan penjelasan soal pembangunan polisi tidur atau speed bump di Jalan Terusan Dieng, Kota Malang. Polisi tidur itu dibuat karena kerap terjadi kecelakaan lalu lintas di kawasan tersebut.
Wakil Rektor III UNMER Ana Mariana menjelaskan, selama ini banyak kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi di Jalan Terusan Dieng. Tidak jarang, hal itu menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
"Di situ biasanya kendaraan ngebut-ngebut dan memang lokasinya crowded banyak yang nyeberang. Pernah saat satpam mau menyeberangkan itu keserempet kendaraan," terang Ana, Rabu (11/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi yang saya terima, itu juga pernah ada tabrak lari, ada jatuh juga sempat luka. Memang saat ini lalu lintas di situ (Jalan Terusan Dieng) semakin padat," imbuhnya.
Sebelumnya, pihak UNMER sudah melakukan langkah antisipasi dengan cara menyiagakan sejumlah satpam untuk membantu mahasiswa atau masyarakat menyeberang di Jalan Terusan Dieng.
"Selama 1 tahun ini, saat jam-jam sibuk, satpam ada di dua jalan utama. Ada di depan Rektorat dan Fakultas Hukum. Kalau ramai banget, di depan Fakultas Teknik juga kita siagakan, tapi kadang masih tidak ngatasi," ungkap Ana.
Dari situ, pihaknya memutuskan untuk berkoordinasi dengan Dishub Kota Malang dan salah satu solusinya perlu ada speed trap. Namun, ada kesalahan teknis dalam pembuatan speed trap dan akhirnya menjadi polisi tidur.
"Saya lupa itu dikerjakan Jumat atau Sabtu dan kondisi hujan, jadi pengerjaannya belum tuntas, belum juga dikasih cat. Terus karena itu dikerjakan malam. Pas pagi dilihat tinggi banget dan tidak sesuai konsep," kata Ana.
"Karena menimbulkan polemik ya akhirnya diratakan dulu. Nanti dicari solusi lagi mana yang paling aman. Niat baik, tidak merugikan siapa-siapa, tapi saat operasional hasilnya tidak sesuai keinginan," imbuhnya.
Atas kegaduhan polisi tidur tersebut, Ana menyampaikan permintaan maaf. Kini, pihak UNMER telah berkoordinasi dengan Dishub Kota Malang untuk mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Kita hari ini mau berkoordinasi dengan Dishub Kota Malang untuk mencari solusi terbaik. Apakah dikasih pita kejut, atau lampu warning atau ada tambahan rambu lalu lintas atau apa gitu," ujar Ana.
Perlu diketahui, polisi tidur di Jalan Terusan Dieng ramai di media sosial (medsos) dan mendapat kritikan netizen. Adanya polisi tidur itu dinilai merugikan pengendara.
Bahkan, adanya polisi tidur tersebut sempat membuat beberapa pengendara kaget. Ada sejumlah pengendara yang jatuh karena keberadaan polisi tidur tersebut.
Polisi tidur itu dibangun di tiga titik di Jalan Terusan Dieng. Satu polisi tidur di depan masjid Al Huda dan sisanya berada di depan Fakultas Hukum UNMER.
(irb/hil)