Wanita cantik, mulia, dan pemberani. Itulah makna dari Daeng Malolo, nama yang disematkan pada Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani oleh cicit seorang ulama dari Sulawesi Barat Imam Lapeo.
Nama tersebut diberikan kepada Ipuk saat prosesi pengangkatan sebagai keluarga kehormatan masyarakat adat Bugis Mandar di Kampung Mandar Banyuwangi. Ketua Suku Adat Bugis Mandar Faisal Riezal mengungkapkan, Ipuk layak mendapatkan nama kehormatan tersebut lantaran dinilai memiliki watak mengayomi dan mampu menyatukan seluruh suku dengan multi etnis di Banyuwangi.
"Nama tersebut memiliki arti wanita cantik, mulia yang pemberani. Harapannya beliau selalu berani untuk memperjuangkan yang menjadi keinginan masyarakat, khususnya masyarakat adat," kata Faisal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangkaian upacara dan ritual adat mewarnai prosesi pengangkatan Ipuk sebagai keluarga kehormatan. Faisal menerangkan, hal itu adalah wujud ungkapan terima kasih masyarakat Bugis Mandar kepada Bupati Banyuwangi, yang telah memberi ruang bagi masyarakat adat Bugis untuk memperkenalkan tradisi, ritual, hingga kuliner mereka.
"Ibu bupati memberi ruang bagi kami untuk itu. Misalnya, pada tahun lalu, kami menjadi tuan rumah dalam Festival Kebangsaan. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan itu. Beliau bisa merangkul dan kami merasakan sekali untuk itu," ungkapnya.
Atas kehormatan tersebut, Ipuk mengaku sangat berterima kasih. Ia juga berharap mampu menjaga amanah yang diberikan lewat nama yang disematkan.
"Sebuah kehormatan bagi saya dinobatkan sebagai keluarga kehormatan masyarakat adat Bugis Mandar Banyuwangi. Semoga gelar yang diberikan kepada kami, bisa kami jaga," kata Ipuk.
Ipuk juga meminta doa agar amanah dalam merawat keberagaman di Banyuwangi bisa terus dijaga. "Ini merupakan tanggung jawab besar bagi kami, untuk bisa menjaga, merawat, dan mempertanggungjawabkan apa yang ke depannya akan saya lakukan," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, sejumlah program pemerintah daerah kabupaten Banyuwangi di bawah kepemimpinan Ipuk, selalu membantu dan memfasilitasi masyarakat adat di Banyuwangi untuk bisa berkembang. Bukan hanya Suku Bugis Mandar, tapi juga suku-suku lainnya.
"Kami terus berkomitmen merangkul semua kalangan, tidak hanya dari suku Mandar atau masyarakat aday Bugis Mandar. tapi juga semua," tegas Ipuk.
Banyuwangi, lanjut Ipuk, berkomitmen untuk terus membangun melalui keberagaman agar menjadi daerah yang maju, berkah, beragam. "Perbedaan itu menyatukan seperti pelangi, dengan warna yang berbeda tapi terlihat indah," tutupnya.
(irb/fat)