Kisah Pak Kusnan, Guru di Lamongan yang Sukses Jadi Peternak Bebek Pedaging

Kisah Pak Kusnan, Guru di Lamongan yang Sukses Jadi Peternak Bebek Pedaging

Eko Sudjarwo - detikJatim
Senin, 25 Nov 2024 10:50 WIB
Kusnan, seorang guru di Lamongan yang sukses jadi peternak daging.
Kusnan, seorang guru di Lamongan yang sukses jadi peternak daging. Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim
Lamongan -

Di tengah kesibukannya mengajar di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK), seorang guru di Lamongan sukses menjalani usaha peternakan bebek pedaging. Berkat keuletannya, sang guru kini menuai sukses dari peternakan bebeknya.

Adalah Kusnan, seorang guru dan kepala sekolah SMK Muhammadiyah 13 Tikung, Kecamatan Tikung. Di tengah kesibukannya mengajar, Kusnan juga adalah peternak bebek pedaging yang ternyata mendatangkan pemasukan lumayan besar. Berawal dari coba-coba karena tidak ingin melewatkan waktu kosong, ia kemudian melirik usaha ternak bebek.

"Saya mengawali usaha ternak bebek pedaging ini pada tahun 2018 lalu," kata Kusnan saat berbincang dengan wartawan, Senin (25/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kusnan mengisahkan, waktu pertama kalinya beternak bebek di tahun 2018, ia hanya punya 100 ekor bebek karena iseng. Mendapatkan hasil yang lumayan dari berternak bebek, ia pun mengembangkan dari yang awalnya hanya 100 ekor menjadi 200-400 ekor bebek pedaging. Meski tak jarang, bebek ternaknya mati karena serangan virus.

"Berawal dari iseng, saat awal merintis usaha ini, saya hanya memelihara sebanyak 100 ekor. dari hasil keuntungan 100 ekor ini kemudian saya menambah menjadi 200 hingga 400 ekor bebek pedaging," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kusnan mengaku tidak kesulitan membagi waktu antara mengajar dengan beternak bebek, asalkan tahu ilmu berternak. Bebek ternaknya, kata Kusnan, tidak setiap hari harus dikasih makan karena biasanya ia hanya memberi makan tiga sampai lima hari sekali, asalkan pakan yang ada di wadah masih tersedia.

"Sama sekali tidak mengganggu profesi saya sebagai guru. Karena kita siapkan wadah pakan di tengah yang diisinya bisa 3 atau 5 hari sekali. Jadi kita ke kandang hanya menyalakan lampu dan menengok sambil bercengkerama dengan bebek-bebek ini," ungkapnya.

Dari yang awalnya hanya 100 ekor bebek, kini Kusnan telah memiliki setidaknya 1.300 ekor bebek pedaging di kandang miliknya, yang berukuran 12 x 4 meter, yang ia bangun dari nol hingga menjadi seperti saat ini di Desa Bakalanpule, Kecamatan Tikung.

Kepala sekolah yang juga guru olahraga ini mengaku tidak kesulitan soal pemasaran bebek pedaging miliknya karena sudah menjalin kerja sama dengan pengusaha Surabaya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Kusnan menerapkan program panen setiap dua minggu sekali dengan tiga siklus.

"Kita punya tiga siklus, sebelum panen, sudah punya stok bibit bebek umur 18 hari dan bebek umur tiga hari, sehingga begitu panen di usia 32 hari, sudah disusul bibit yang berumur 18 hari, yang siap dibesarkan hingga siap panen di umur 32 hari," papar Kusnan.

Berkat keuletannya ini, Kusnan mengaku omzet dari berternak bebek pedaging cukup lumayan. Harga bebek pedaging selama ini juga masih cukup tinggi, terakhir di angka Rp 24.500 per kilogram, sedang harga bebek dari Rp 9.000 per ekor sampai Rp 10 ribu per ekor.

Kusnan mengaku, setiap kali panen ia masih bisa memperoleh keuntungan rata-rata Rp 3 juta hingga Rp 3, 5 juta. "Alhamdulillah masih ada kelebihan," katanya.

Pada peringatan Hari Guru Nasional ini, Kusnan mengajak generasi muda untuk berwirausaha. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menjadi peternak bebek pedaging memiliki prospek yang menjanjikan. Tipsnya, kata Kusnan, adalah dengan menguasai terlebih dahulu ilmunya.

"Kuasai dulu ilmunya, seperti bebek itu pola makannya seperti apa dan juga terkait kesehatan bebek ternak. Insyaallah bagi peternak muda, jika paham ilmunya dan tekun, bebek ini prospeknya sangat bagus," sarannya.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads