Kejanggalan Santri Ngaku Diculik: Tak Kerasan-Tali Pengikat Tangan Longgar

Kejanggalan Santri Ngaku Diculik: Tak Kerasan-Tali Pengikat Tangan Longgar

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Minggu, 24 Nov 2024 11:58 WIB
Stop Child Violence and Trafficking. Stop Violence Against Children, child bondage in angle image blur , Human Rights Day concept.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang)
Magetan -

Seorang santri warga Sidorejo, Magetan membohongi orang tuanya menjadi korban penculikan. Pelaku penculikan meminta tebusan uang Rp 2 miliar.

Peristiwa itu terjadi Minggu (17/11/2024) sekitar pukul 09.00 WIB. Dugaan penculikan ini sempat ramai jadi perbincangan warga di Magetan.

Suwadi (45) orang tua santri mengetahui tentang kabar bahwa anaknya diculik dan disekap di gudang masjid itu dari tetangganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetangga dapat pesan WhatsApp dari nomor asing tidak dikenal dengan minta tebusan Rp 2 miliar. Nomor yang digunakan untuk mengirim pesan ke tetangga saya itu adalah HP milik temannya satu pondok," kata Suwadi kepada wartawan, Sabtu (23/11/2024).

"Siapa yang mau nebus Rp 2 miliar, saya tahunya dari tetangga saya karena kemarin saya di Ponorogo," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Orang tuanya mengaku, santri tersebut mengaku jenuh sekolah di Pondok Pesantren hingga membuat skenario dirinya diculik.

"Kemungkinan jenuh berada di lingkungan pondok pesantren," ujarnya.

Suwadi mengaku anaknya yang mondok di salah satu Ponpes di Magetan itu sudah 2 tahun terakhir mengaku ingin bebas dan pulang. Saat ada kabar penculikan, dirinya pun tak langsung percaya.

"Dari awal sudah janggal karena tali yang digunakan mengikat tangan korban longgar dan berada di depan, ditarik pun bisa lepas. Saya temukan tertidur di gudang masjid itu," jelas Suwadi.

Suwadi pun mengaku menemukan anaknya tergeletak di gudang masjid seperti pesan WhatsApp yang dia terima. Kondisi anaknya terikat di bagian depan dan membuat Suwadi curiga.




(ihc/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads