Santri asal Sidorejo, Magetan nekat membohongi orang tuanya. Dia merancang skenario seolah menjadi korban penculikan dengan penculik meminta tebusan Rp 2 miliar untuk orang tuanya.
Peristiwa penculikan itu sempat menjadi bahan perbincangan warga di sekitar ponpes tempat santri itu mondok. Namun, orang tua santri itu telah membaca semua skenario yang dibuat oleh anaknya dan tidak segera percaya bahwa anaknya benar-benar diculik.
Suwadi (45), ayah santri tersebut pun menduga bahwa alasan di balik skenario penculikan yang telah disusun anaknya itu didorong oleh perasaan tidak betah. Suwadi menyampaikan itu kepada wartawan yang menemuinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan jenuh berada di lingkungan pondok pesantren," ujar Suwadi, Sabtu (23/11/2024).
Menurut Suwadi, anaknya sudah 2 tahun terakhir menunjukkan keinginan untuk keluar dari ponpes dan pulang ke rumah. Karena itulah saat dirinya menerima kabar tentang penculikan, dia mengaku langsung merasa curiga.
"Dari awal sudah janggal karena tali yang digunakan mengikat tangan korban longgar dan berada di depan, kalau ditarik pun bisa lepas. Saya temukan anak saya tertidur di gudang masjid," jelas Suwadi.
Suwadi menemukan anaknya pada Minggu (17/11) pukul 09.00 WIB. Suwadi mengungkapkan dia pertama kali mengetahui kabar penculikan anaknya dari pesan WhatsApp yang diterima oleh tetangganya.
"Tetangga dapat pesan WhatsApp dari nomor asing yang meminta tebusan Rp 2 miliar. Nomor itu ternyata milik temannya satu pondok," kata Suwadi.
Karena merasa curiga, Suwadi langsung mengecek ke lokasi yang disebutkan dalam pesan tersebut. Benar saja, ia menemukan anaknya terbaring di gudang masjid dengan tangan yang diikat secara longgar. Ini semakin menguatkan dugaannya bahwa kejadian itu hanyalah rekayasa.
"Siapa yang mau tebus Rp 2 miliar? Saya sendiri tahu kabar ini dari tetangga karena kemarin saya sedang di Ponorogo," tambahnya.
Kini ia tengah mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut tanpa melibatkan pihak lain.
(dpe/iwd)