Santri di Magetan Bohongi Ortu Ngaku Diculik Minta Tebusan Rp 2 Miliar

Santri di Magetan Bohongi Ortu Ngaku Diculik Minta Tebusan Rp 2 Miliar

Sugeng Harianto - detikJatim
Sabtu, 23 Nov 2024 19:06 WIB
ilustrasi penculikan di Tabanan, Bali
Ilustrasi. (Foto: Dok.Detikcom)
Magetan -

Seorang santri salah satu pondok pesantren di Magetan membohongi orang tuanya bahwa dirinya telah diculik. Si penculik disebut meminta tebusan Rp 2 miliar.

Suwadi (45), orang tua santri itu mengaku bahwa anaknya membuat skenario bahwa dirinya telah menjadi korban penculikan. Sang penculik minta tebusan uang Rp 2 miliar kepada orang tua korban yang merupakan warga Kecamatan Sidorejo, Magetan.

"Betul jadi awalnya anak saya membuat pengakuan bohong seolah jadi korban penculikan. Penculik minta tebusan uang Rp 2 miliar," ujar Suwadi kepada wartawan, Sabtu (23/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu, kata Suwadi, terjadi pada Minggu (17/11) sekitar pukul 09.00 WIB. Peristiwa ini sempat ramai dibincangkan warga Magetan. Suwadi sendiri mengetahui bahwa anaknya hanya mengaku diculik dan disekap di gudang masjid dari tetangganya.

"Tetangga dapat pesan WhatsApp dari nomor asing tidak dikenal minta tebusan Rp 2 miliar. Nomor yang dipakai untuk mengirim pesan ke tetangga itu HP milik temannya satu pondok," kata Suwadi.

ADVERTISEMENT

"Siapa yang mau nebus Rp 2 miliar? Saya tahunya dari tetangga saya karena kemarin saya di Ponorogo," papar Suwadi.

Dia mengaku menemukan anaknya tergeletak di gudang masjid seperti pesan di WhatsApp yang diterima. Kondisi anaknya dengan tangan terikat di depan tapi dirinya sudah curiga.

"Dari awal sudah janggal karena tali yang dipakai untuk mengikat tangannya itu longgar dan ada di depan, di tarik pun bisa lepas. Saya temukan dia tertidur di gudang masjid itu," kata Suwadi.




(dpe/iwd)


Hide Ads