Ratusan warga Desa Satak, Puncu, Kabupaten Kediri, menggelar demo di Kantor Perum Perhutani Kediri. Warga menuntut Perhutani mengusut adanya dugaan penyelewengan penggunaan lahan milik Perhutani.
Massa membentangkan spanduk dan poster bertuliskan kecaman untuk menurunkan Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Budi Daya Satak. Aksi massa ini dilatarbelakangi Ketua LMDH yang diduga melakukan dugaan penyelewengan penggunaan lahan milik Perhutani seluas 350 hektar.
Warga yang seharusnya mendapat hak garap lahan Perhutani malah tidak mendapatkan haknya karena diduga sudah disewakan kepada pihak ketiga. Massa aksi melakukan orasi kurang lebih 60 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Orasi diwarnai dengan pembakaran ban bekas dan penutupan Jalan Hasanudin, Kota Kediri, sembari menunggu tuntutan dipenuhi. Sejumlah perwakilan pendemo akhirnya diizinkan masuk untuk berdialog menemui pejabat Perum Perhutani KPH Kediri.
Salah seorang warga Nurul Budianto mengatakan hasil kesepakatan dialog tersebut, pihak Perhutani akan menutup lahan yang sedang dalam masalah sengketa kasus ini. Pihaknya bersama warga desa lainnya menyebut, akan segera menggelar musyawarah besar untuk menurunkan Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Budi Daya Satak.
"Hari ini juga akan kita turunkan," jelas Nurul.
Sementara itu, Wakil Administratur KPH Kediri Hermawan menegaskan aksi massa ini menyampaikan ketidakpuasan warga terhadap LMDH Budi Daya di Desa Satak setempat.
Hermawan menerima kedatangan massa aksi yang menyampaikan kinerja kepengurusan LMDH tidak sesuai AD/ART.
"Terkait menurunkan Ketua LMDH, mereka anggota yang bisa menililai. Kita Perhutani tidak bisa ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka. Kita bisa dituntut LMDH karena ikut campur. Mereka mitra kita," pungkasnya.
(abq/iwd)