Mendikdasmen Abdul Mu'ti akan mengkaji ulang soal pemberlakuan Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan siswa. Hal ini menuai dukungan positif dari Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Warsono.
Pengamat Pendidikan ini membeberkan sejumlah nilai plus diberlakukan kembali UN. Menurutnya, dunia pendidikan memang harus ada evaluasi, salah satunya dengan UN.
"Jadi secara teoritik, pendidikan itu harus ada evaluasi untuk dimaksudkan mengetahui ketercapaian dari tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, informasi ini ada macam-macam ada nasional, sekolah, mata pelajaran yang dilakukan guru dan lain sebagainya," ujar Prof Warsono ketika dikonfirmasi detikJatim, Senin (11/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Rektor Unesa ini menyebut, dengan adanya evaluasi ini, masyarakat akan bisa mengetahui antara kualitas sekolah di suatu wilayah dengan wilayah lain. Sehingga, bentuk evaluasi tentu dibutuhkan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan masing-masing sebagai dasar untuk mengambil kebijakan.
"Mengetahui perbandingan sekolah satu dengan sekolah lain, yang mana yang memiliki keberhasilan. Pada prinsipnya, evaluasi harus dilakukan. Persoalannya apakah evaluasi UN itu menentukan lulus tidak lulus, itu sering ada perdebatan," katanya.
Menurutnya, evaluasi yang dilakukan kini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran dari masing-masing sekolah di setiap wilayah. Dalam hal ini, Ujian Nasional akan menjadi tantangan bagi siswa tersebut bila memang berhasil direalisasikan.
"Teorinya lagi, suatu keberhasilan, ada tantangan itu perlu dalam kehidupan. Kehidupan perlu ada tantangan, kalau tidak ada tantangan, hidup akan lemah. Evaluasi ini harus dijadikan tantangan untuk siswa itu, sebenarnya evaluasi ini bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk kita sendiri," urainya.
"Sebagai satu contoh, ini hukum alam, kupu-kupu bisa menjadi kuat karena menghadapi tantangan melepaskan diri dari kepompong. Anak ayam lepas dari telurnya, harus berupaya membedah kulit telur itu. Kalau tidak ada tantangan, itu akan menjadi makhluk yang lemah," sambungnya.
Menurutnya, evaluasi menjadi bentuk mengukur kekuatan diri para siswa.
"Evaluasi itu sebenarnya untuk mereka sendiri (siswa), melatih kekuatan dirinya. Misalnya, olahraga kenapa harus latihan, ya itu untuk mengukur kekuatan kita hendak uji tanding. Tanpa adanya tantangan ini, siswa akan menjadi lemah," kata Prof Warsono.
Menurutnya, ini perlu disadarkan kepada siswa. Sebab, pendidikan bukan hanya untuk negara dan orang tua, tetapi untuk anak-anak yang bersekolah. Melalui pendidikan, akan berkembang potensi siswa guna menghadapi tantangan masa depan.
"Potensi itu berkembangnya sampai mana, harus diuji, diukur, dites. Kalau ini nanti melemahkan mental, nah ini justru menjadi permasalahan. Kalau mental anak-anak menjadi lemah, akan menjadi bangsa yang lemah negara ini," urainya.
"Pertama teori pendidikan, kedua teori respon and challenge. Jika tidak ada tantangan, makhluk akan lemah, setiap makhluk hidup selalu memiliki tantangan sendiri, bahasanya seleksi alam. Kalau tidak mampu menghadapi tantangan alam itu, maka dia mati, ini berarti lemah. Nah siapa yang kuatlah yang akan bisa menghadapi tantangan tersebut," sambungnya.
Ia menyoroti, pentingnya Indonesia menghasilkan generasi yang kuat, yang sudah teruji dalam evaluasi.
"Nah, kalau kita menghasilkan generasi yang lemah, kita tidak akan menjadi model pembangunan, justru mereka menjadi beban negara. Oleh karena itu, pendidikan harus menyadarkan siswa untuk mempersiapkan diri di masa depan, karena hidup ini juga penuh tantangan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyatakan sedang mengkaji pelaksanaan ujian nasional (UN) dan penerapan ranking di sekolah, dengan melibatkan para peneliti. Mu'ti menegaskan belum ada keputusan terkait UN, karena masih dalam tahap evaluasi.
Lebih lanjut, Mu'ti menambahkan bahwa penerapan ranking masih didalami. Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka Belajar pada 2021, UN dihapuskan, dengan kelulusan didasarkan pada rapor, nilai sikap, dan ujian sekolah.
(irb/hil)