Jajanan La Tiao asal China rupanya masih ditemukan dijual oleh beberapa pedagang di Surabaya. Padahal sebelumnya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) telah memastikan jajanan ini tidak beredar.
Pantauan detikJatim jananan impor asal China yang berbahan dasar tepung dan memiliki karakteristik tekstur kenyal serta rasa pedas gurih ini dijual di sekitar area Kebun Binatang Surabaya di Jalan Setail, Darmo.
Ada lebih dari lima pedagang yang masih menjual jajanan ini. Harga dan ukurannya beragam. Mulai dari Rp 10 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp 20 ribu untuk ukuran besar. Jajanan ini terlihat digantung berjajar untuk menarik minat pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian pedagang pun mengaku tidak tahu bahwa La Tiao terkontaminasi bakteri bacillus cereus sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh masyarakat.
"Kita hanya cari uang aja. Kita juga kan gak baca berita terus, selama ini belum ada sosialisasi (terkait bahaya La Tiao)," ujar salah satu pedagang Joko Ariyo kepada detikJatim, Sabtu (9/11/2024).
Joko menyebut bahwa selagi tidak ada pelarangan dan sosialisasi secara langsung, ia akan tetap menjual jajanan ini.
"Stoknya masih banyak, banyak yang beli juga kebanyakan anak-anak muda," kata Joko.
Sementara itu pedagang lainnya yang enggan menyebutkan namanya, mengaku bahwa dirinya juga tidak mengetahui terkait bahaya jajanan ini.
"Gak tahu kalau bahaya. Masih jual aja," katanya.
Para pedagang yang dijumpai detikJatim itu mengaku mereka mendapatkan jajanan La Tiao dari supplier yang berada di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur. Namun mereka enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini.
Sedangkan salah satu pembeli jajanan La Tiao di kawasan tersebut, Hasana warga Kalijudan Surabaya mengatakan dirinya juga tidak mengetahui soal bahaya jika mengkonsumsinya.
"Rasanya enak aja sih kenyal gitu, gurih. Gak tahu kalau berbahaya, belum tahu dampaknya juga," katanya.
Sementara itu sebelumnya Plt Kepala BBPOM Surabaya Budi Sulistyowati mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan ke gudang yang berada di Surabaya Pusat.
"Kemarin sempat kami temukan di Surabaya satu gudang ada empat boks, kami sudah tindak lanjuti. Di Surabaya Pusat," katanya saat ditemui detikJatim di Dyandra Convention Center, Kamis (7/11/2024).
Berkaitan temuan jajanan La Tiao itu, pemilik barang sedang mengajukan retur ke negara asal. Kemudian, buktinya diberikan ke BPOM Surabaya untuk memastikan.
"Infonya, mereka akan melakukan retur barang. Ini sedang kami minta bukti retur seperti apa ke negara asal. Sudah proses retur," katanya.
Selain melakukan pengecekan di gudang, BBPOM di Surabaya juga melakukan pengecekan di pengecer hingga pedagang.
Budi Sulistyowati memastikan tidak ada jajanan La Tiao di pasaran. Dia sebutkan bahwa saat ini pihaknya dibantu OPD terkait di Surabaya mulai turun ke sekolah untuk memastikan tidak ada La Tiao yang dijual.
"Aman pengecer. Sekolah-sekolah nggak jual La Tiao," pungkasnya.
Sebagaimana dilansir dari detikHealth, BPOM RI sebelumnya telah mengumumkan kontaminasi bakteri di produk ini menyebabkan kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) di sejumlah daerah.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menyebutkan bahwa KLBKP akibat jajanan La Tiao telah terjadi di Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan Riau.
Hasil uji laboratorium yang disampaikan BPOM menunjukkan jajanan ini terkontaminasi bakteri bacillus cereus. Bakteri itumenghasilkan toksin yang memicu beberapa gejala pada korban seperti sakit perut, pusing, mual, muntah, sesuai dengan laporan dari korban.
(abq/iwd)