BMKG Sebut La Nina Berpotensi Pengaruhi Intensitas Hujan di Jatim

BMKG Sebut La Nina Berpotensi Pengaruhi Intensitas Hujan di Jatim

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 02 Okt 2024 11:09 WIB
Apa itu La Nina? La Nina merupakan salah satu istilah yang berkaitan dengan iklim. Fenomena La Nina biasanya muncul menjelang musim hujan di wilayah Indonesia.
Ilustrasi hujan terjadi ketika fenomena La Nina terjadi. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Surabaya -

Sebagian besar wilayah di Jatim tengah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan pada Oktober 2024. Di masa ini BMKG memprediksi ada potensi munculnya La Nina meski dalam level lemah.

"Dari pemantauan suhu di Samudera Pasifik kami menemukan ada anomali negatif yang mengindikasikan bahwa di sana (Samudera Pasifik) suhunya sedang mendingin. Artinya ada indikasi dan potensi munculnya La Nina," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jatim, Anung Suprayitno, Rabu (2/10/2024).

Meskipun intensitas La Nina saat ini terdeteksi lemah namun hal itu tidak boleh disepelekan. Sebab La Nina bisa mempengaruhi intensitas dan curah hujan di beberapa wilayah Jatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena meski intensitasnya lemah, ada faktor lain yang bisa muncul seperti hujan dengan intensitas kuat serta trigger cuaca lain. (Maka) bukan berarti La Nina tidak membahayakan," tutur Anung.

BMKG sendiri telah memetakan ada 23 zona musim (ZOM) atau sebesar 31,1 persen dari wilayah Jatim yang diprediksi akan mengalami curah hujan besar atau di atas normal.

ADVERTISEMENT

Di antaranya adalah Bangkalan, Banyuwangi, Kabupaten dan Kota Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kabupaten, dan Kota Kediri serta Kabupaten dan Kota Pasuruan.

Kemudian Surabaya, Lamongan, Madiun, Malang, Nganjuk, Ngawi, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Sumenep, Tuban, dan Tulungagung.

Anung pun mengimbau agar masyarakat di wilayah itu waspada dengan potensi curah hujan besar serta bencana hidrometeorologi yang mungkin bisa menyertai.

"Masyarakat yang tinggal di daerah dengan potensi hujan curah besar, patut meningkatkan kewaspadaan," imbaunya.

Sebagai informasi, La Nina adalah kejadian anomali iklim global yang ditandai keadaan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.

Kondisi ini biasanya juga diikuti berubahnya pola sirkulasi Walker atau sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator di atmosfer yang berada di atasnya, serta dapat mempengaruhi pola iklim hingga cuaca global.

Kondisi La Nina ini bisa terjadi berulang dalam beberapa tahun sekali. Dalam setiap kejadiannya bisa bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun.




(dpe/dpe)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads