Mengenal Pesawat Hercules C-130 TNI AU, Ini Fakta Menariknya!

Angely Rahma - detikJatim
Senin, 04 Nov 2024 13:17 WIB
Pesawat Hercules C-130 TNI AU. Foto: Rengga Sancaya
Surabaya -

Pesawat Hercules C-130 telah lama menjadi tulang punggung Angkatan Udara (AU) di berbagai negara, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). Simak sejumlah fakta menarik pesawat Hercules C-130 yang dimiliki TNI AU.

Dikenal karena keandalan, fleksibilitas, dan kemampuannya dalam berbagai misi, pesawat ini telah beroperasi selama lebih dari enam dekade sejak pertama kali terbang pada tahun 1954. Baik untuk operasi militer, kemanusiaan, hingga misi khusus, Hercules selalu hadir sebagai solusi utama.

Varian terbaru pesawat ini, C-130J Super Hercules, kini memperkuat TNI AU, menambah sejarah panjang keterlibatan Indonesia dengan pesawat angkut legendaris ini. Mari simak lebih dalam mengenai sejarah, peran, dan fakta menarik pesawat yang tak lekang oleh waktu ini.

1. Sejarah Kelahiran Hercules

Pesawat C-130 Hercules pertama kali dikembangkan oleh Lockheed Martin pada awal tahun 1950-an. Kelahirannya bermula ketika Amerika Serikat terlibat dalam Perang Korea (1950-1953).

Angkatan Udara AS menyadari kebutuhan akan pesawat transportasi militer yang mampu mengangkut pasukan dan kargo ke landasan pacu sederhana. Lockheed memenangkan kompetisi untuk merancang pesawat ini, dan penerbangan perdana prototipe YC-130 dilakukan pada 23 Agustus 1954.

2. Tipe dan Varian

Lockheed C-130 Hercules adalah pesawat angkut militer bermesin empat turboprop yang sangat serbaguna. Selain digunakan untuk mengangkut pasukan dan kargo, Hercules juga memiliki varian lain.

Varian tersebut di antaranya AC-130 untuk pesawat tempur, pencarian dan penyelamatan, pengisian bahan bakar udara, hingga pemadaman kebakaran. Ada lebih dari 40 varian pesawat ini, termasuk versi sipil yang disebut Lockheed L-100.

3. Spesifikasi Umum Pesawat Hercules C-130

  • Kru: 5 (dua pilot, navigator, mekanik penerbangan, dan loadmaster)
  • Kapasitas: 92 penumpang atau 64 pasukan terjun payung, 74 pasien dengan 2 tenaga kesehatan, atau 6 pallets, atau kendaraan HMMWV, atau pengangkut personel lapis baja M113.
  • Daya muat: 45.000 lb
  • Panjang: 97 ft 9 in
  • Rentang sayap: 132 ft 7 in
  • Tinggi: 38 ft 3 in
  • Mesin: 4 × Allison T56-A-15 turboprops, 4.590 shp per mesin
  • Kinerja:
    • Kecepatan maksimum: 320 knot (592 km/h)
    • Kecepatan jelajah: 292 knot (540 km/h)
    • Jangkauan: 2.050 nmi
    • Langit-langit batas: 23.000 ft

4. Pesawat Angkut Militer Terpopuler di Dunia

Pesawat C-130 Hercules dianggap sebagai pesawat angkut militer paling populer di dunia. Sejak diproduksi pertama kali, lebih dari 2.500 unit telah dibuat dan digunakan lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Pesawat ini dikenal karena kemampuannya yang andal dan fleksibel, membuatnya tetap relevan hingga saat ini.

5. Durasi Produksi Terlama di Dunia

C-130 Hercules menjadi pesawat militer dengan durasi produksi terlama dalam sejarah. Produksi pesawat ini dimulai tahun 1954, dan tetap berlangsung hingga 2024 dengan versi terbaru, C-130J Super Hercules.

6. Sejarah Kepemilikan Hercules di Indonesia

Pesawat C-130 Hercules pertama kali masuk ke Indonesia sebagai hasil negosiasi pembebasan Allen Pope, pilot CIA yang ditangkap saat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi. Indonesia pertama kali menerima 10 pesawat C-130 Hercules dari pemerintah Amerika Serikat pada 1958.

Pada 1960, Indonesia menjadi negara pertama di luar Amerika Serikat yang menggunakan C-130B. Hal ini terwujud setelah Presiden Soekarno meminta hadiah berupa pesawat Hercules dari Presiden AS John F Kennedy.

Peristiwa Hercules menjadi bagian penting dalam hubungan Indonesia dan Amerika Serikat pada masa itu. Hingga saat ini, pesawat Hercules terus memperkuat TNI AU, termasuk varian terbaru C-130J Super Hercules yang dibeli tahun 2019. Pada 2023-2024, Indonesia menerima empat unit C-130J Super Hercules dari Lockheed Martin.

Pesawat ini ditempatkan di Skadron Udara 31 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat C-130J Super Hercules berperan penting dalam mendukung berbagai operasi udara, baik militer maupun kemanusiaan.

Meski begitu, perjalanan Hercules di Indonesia tidak semulus yang dibayangkan. Pada 1999, larangan penjualan senjata oleh Senat AS kepada Indonesia terkait krisis Timor Timur menyebabkan banyak pesawat Hercules TNI tidak bisa terbang karena kekurangan suku cadang.

Setelah negosiasi yang panjang, Amerika Serikat mulai mengizinkan ekspor suku cadang ke Indonesia tahun 2000. Pada 2009, pemerintah Indonesia menggunakan 70% dari anggaran militer untuk memperbaiki armada C-130 yang tersisa. Bantuan dari AS dan Australia juga membantu pengadaan pesawat tambahan.

7. Varian Terbaru Hercules yang Dimiliki TNI AU

Dilansir Kementerian Pertahanan, C-130J-30 Super Hercules merupakan pesawat keempat dari total lima unit pesanan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat TNI AU. Tiga pesawat sebelumnya telah tiba pada bulan Maret, Juni, dan Agustus 2023 untuk memperkuat Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma.

Pesawat C-130J-30 dipersiapkan untuk melakukan berbagai misi angkutan udara baik operasi militer perang maupun operasi militer selain perang. Pesawat ini juga merupakan pesawat terbaru dan tercanggih di kelasnya.

Pesawat ini menggunakan teknologi glass cockpit dan mesin Rolls Royce AR2100D3 Turboprop dengan kecepatan mencapai 410 MPH atau 356 KTAS. Pesawat C-130J-30 Super Hercules dipilih karena sangat efektif untuk negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dan banyak runway pendek.

8. Misi Khusus, Operasi Kemanusiaan dan Militer

Selain digunakan untuk operasi militer, pesawat C-130 Hercules juga sering terlibat dalam misi kemanusiaan. Pesawat ini mampu membawa peralatan medis, makanan, dan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Kemampuannya mendarat di landasan pacu sederhana menjadikannya pilihan utama dalam situasi darurat.

Hingga saat ini, C-130 telah beroperasi di lebih dari 60 negara, dan lebih dari 50 tahun memberikan layanan militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan. Rekor keandalan dan daya tahannya membuat pesawat ini menjadi pilihan utama di banyak negara.

Selain tugas militer, Hercules C-130 juga digunakan dalam berbagai misi penting di Indonesia. Salah satu misi terbaru adalah digunakan untuk mengangkut menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pesawat Hercules C-130 mengantar para menteri Kabinet Merah Putih dalam perjalanan ke Lembah Tidar pada akhir Oktober 2024. Kegiatan tersebut untuk melakukan pembekalan sebagai pimpinan bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan.

9. Kecelakaan Hercules di Indonesia

Beberapa kecelakaan pesawat Herculer C-130 terjadi di Indonesia, termasuk insiden pada tahun 1991 di Condet, 2009 di Magetan, dan 2015 di Medan yang menewaskan banyak penumpang. Berikut sejumlah kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Indonesia.

  • 1964: Pesawat jatuh di perairan Selat Malaka pada 3 September 1964, saat operasi Dwikora. Mengangkut 47 anggota Pasukan Gerak Tjepat.
  • 1965: Pesawat jatuh tertembak pada 16 September 1965 di Long Bawang,Kalimantan Timur. Tidak ada korban jiwa dalam dari pesawat yang mengangkut 36 pasukan RPKAD.
  • 1985: Pesawat jatuh di pegunungan Sibayak dalam rute Padang-Medan, tepatnya di kawasan Embusan Sigedang, Gunung Sibayak. 10 awak pesawat meninggal dunia.
  • 1991: Pesawat mengalami kerusakan mesin dan jatuh di Condet Jakarta Timur pada 5 Oktober 1991. Sebanyak 134 prajurit TNI AU meninggal dalam insiden ini.
  • 2001: Pesawat tergelincir dan terbakar di Bandara Polonia, Medan pada 20 Desember 2001. Tidak ada korban jiwa dari insiden ini.
  • 2009: Pesawat jatuh saat hendak mendarat di Bandara Iswahyudi Magetan, lalu meledak dan terbakar ketika jatuh. 102 orang meninggal dalam insiden pada 20 Mei 2009.
  • 2009: Pesawat jatuh saat akan mendarat di Bandara Wamena Papua, lokasinya tak jauh dari bandara. Tidak ada korban jiwa dalam insiden kecelakaan pesawat ini.
  • 2015: Pesawat Hercules C-130 Tipe B yang membawa 121 orang terdiri dari 12 awak jatuh di Jl Djamin Ginting, Medan. Pesawat jatuh sebelum mencapai landasan.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat kampus Merdeka di detikcom



Simak Video "Video: Jajal Terbang Naik Pesawat Kepresidenan TNI AU Bareng Wapres Gibran"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork