Cerita Perjuangan Siswi 9 Tahun di Surabaya Lawan HIV Stadium Akhir

Cerita Perjuangan Siswi 9 Tahun di Surabaya Lawan HIV Stadium Akhir

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 23 Okt 2024 06:00 WIB
Kanipah (57)  nenek F (9) bocah mengidap HIV stadium akhir di Surabaya
Kanipah (57) nenek F (9) bocah mengidap HIV stadium akhir di Surabaya (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Nasib kurang beruntung dialami F (9) bocah perempuan di Kelurahan Mojo, Surabaya. Siswi kelas 2 SD itu didiagnosa HIV stadium akhir.

F selama ini diketahui tinggal bersama kakaknya D (14), ayah Dani Ari Prabowo (35), nenek Kanipah (57) dan kakeknya Harijono (65). Gadis itu dirawat oleh nenek dan ayahnya.

Namun saat ini, ia dirawat di RSU dr Soetomo. Karena kondisinya sejak Senin (22/10) mengalami penurunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kanipah menceritakan awal mula F divonis HIV. Pada tahun 2022, saat itu cucunya mengeluhkan sakit batuk dan diare, kemudian dibawa ke RS Husada Utama didiagnosis tuberkulosis atau TBC dan satu hari perawatan dirujuk ke RSU dr Soetomo.

Ketika dirawat di RSU dr Soetomo, saat itu F didiagnosa HIV stadium awal. Kemudian rawat jalan pengobatan TBC selama 6 bulan sekaligus HIV.

ADVERTISEMENT

"Pengobatan 6 bulan dan dijalani lalu ngedrop. Lalu opname kedua langsung ke RSU dr Soetomo tahun 2023, sudah pucat, mulut ada jamur, dirawat 2 minggu dirawat," kata Kanipah saat ditemui detikJatim di rumahnya, Selasa (22/10/2024).

Setelah opname kedua, F sudah bisa beraktivitas normal. Seperti sekolah, mengaji, dan bermain bersama teman sebayanya.

Namun, pada tubuh gadis itu tiba-tiba menurun lagi. Akhirnya pada September 2024 lalu dilarikan ke RSU dr Soetomo dan menjalani perawatan intensif selama 3 minggu dan diperbolehkan pulang pada 25 September.

Pada perawatan medis ketiga, F dinyatakan HIV yang ada ditubuhnya menjadi stadium akhir. Berat badannya juga turun banyak, dari 21 kg menjadi 12,4 kg sampai dinyatakan gizi buruk.

Sehari sepulang dari RSU dr Soetomo, F mengalami sakit kulit, yakni herpes di kaki bagian paha.

"Katanya kalau stadium akhir nyerang ke kulit. Tantenya kader ke puskesmas. Ditangani puskesmas dikasih salep, susu, infus buat pembersih lukanya," jelasnya.

Sampai saat ini, masih ada herpes namun letaknya di telapak tangan. Seharusnya F menjalani kontrol ke RSU dr Soetomo, namun karena kendala biaya transportasi, beberapa kali ia harus absen.

"Semakin kurus, mulutnya mulai banyak jamur, disuapin makan mual, nggak bisa makan nasi. Dia bertahan karena obat," ceritanya.

Akhirnya, kemarin Senin (22/10) F dibawa ke RSU dr Soetomo oleh Lurah Mojo. Karena kondisi F sudah tidak bisa jalan kaki, sebab lutut kirinya terasa linu dan lemas.

"Kaki kanan bisa gerak, bisa mbrangkang, tangan bisa. Ngeluh kulit panas, gatel, karena keluar herpes. Setiap malam sejak pulang dari RS nggak pernah tidur," ujarnya.

Meski sedang sakit parah, F memiliki semangat hidup tinggi. Setiap malam saat tak bisa tidur, ia selalu selawatan dan berzikir meminta kesembuhan kepada Tuhan.

"F semangat hidupnya tinggi. Masih bisa diajak ngobrol. IQ ditanya, mata juga katanya bagus, jantung, paru-paru, organ dalam bagus semua. Dari 25 September pulang sampai kemarin nggak demam," urainya.

"Setiap malam wiridan, dia berdoa, baca Al-Fatihah, surat-surat pendek, bawa tasbih," pungkasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads