Profil Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian Kelahiran Surabaya

Profil Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian Kelahiran Surabaya

Firtian Ramadhani - detikJatim
Senin, 21 Okt 2024 16:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Kemenko Perekonomian
Surabaya -

Airlangga Hartarto menjadi salah satu tokoh asal Jawa Timur yang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto masuk dalam kabinet Merah Putih. Tokoh asal Surabaya itu kembali menjabat Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian.

Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi. Kiprah Airlangga tidak hanya mempengaruhi kebijakan ekonomi nasional, tetapi juga berdampak besar pada arah pembangunan Indonesia di tengah tantangan global.

Profil Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto lahir di Surabaya 1 Oktober 1962. Airlangga Hartarto merupakan anak dari Hartarto Sastrosoenarto dan Hartini Hartarto. Ia menyelesaikan pendidikan di SMA Kolese Kanisius Jakarta pada tahun 1981, dan kemudian meraih gelar di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada tahun 1987.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan studi di AMP Wharton School, Universitas Pennsylvania, dan lulus pada tahun 1993. Selanjutnya, ia memperoleh gelar MBA dari Universitas Monash, Australia, pada tahun 1996, dan Master of Management Technology (MMT) dari Universitas Melbourne, Australia, pada tahun 1997.

Selama kuliah, ia aktif sebagai Wakil Ketua OSIS di SMA Kanisius, dan terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM, serta menjabat sebagai Ketua Barisan Muda KOSGORO 1957.

ADVERTISEMENT

Pada 2019, ia dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dalam Kebijakan Pembangunan dari The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management di Korea Selatan. Pada tahun 2020, ia mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa di bidang Manajemen Olahraga dari Universitas Negeri Semarang.

Kiprah Airlangga di Golkar mulai naik sejak menjabat sebagai Wakil Bendahara DPP Golkar tahun 2004-2009. Sebelum resmi mengundurkan diri, Airlangga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2017-2024.

Karier politik Airlangga dimulai ketika masuk ke DPR tahun 2004. Tiga periode telah dilewati sebagai anggota DPR, yaitu pada 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Pada periode 2009-2014, ia bertugas sebagai Ketua Komisi VI DPR-RI membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, dan BUMN.

Sedangkan, pada tahun 2014-2019, Airlangga bertugas di Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral, lingkungan hidup, dan riset teknologi. Saat di Golkar, Airlangga pernah menjadi Wakil Bendahara hingga Ketua DPP. Pada tahun 2007, ia terpilih menjadi Ketua Umum Golkar.

Airlangga kini menjabat sebagai menteri di Kabinet Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sebelumnya, pada masa pemerintahan Jokowi periode 2014-2019, Airlangga juga sempat menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada tahun 2016-2019.

Tidak hanya itu, Airlangga juga sempat menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan besar. Ia juga pernah mengemban tugas sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar.

Selain bergelut di dunia politik, Airlangga juga pernah menjabat Ketua Dewan Insinyur PII, Ketua Umum Asoiasi Emiten Indonesia (AEI), Ketua Umum Pengurus Besar Wushu hingga Ketua Dewan Pertimabngan Bapera.

Meski mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar, tidak menyurutkan sosok Airlangga yang sebenarnya. Dirinya tetap masuk dalam kandidat calon menteri yang dipanggil Prabowo bersama 49 calon menteri lainnya.

Riwayat Pendidikan

  • SMA Kanisius, Jakarta, 1981
  • Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin, UGM, Yogyakarta 1987
  • AMP Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia, USA 1993
  • Master of Business Administration (MBA), Monash University, Australia 1996
  • Master of Management Technology (MMT), Melbourne Business School University of Melbourne, Australia 1997
  • Honorary Doctorate in Development Policy ,The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management, South Korea 2019

Organisasi dan Politik

  • Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode (2006-2009)
  • Ketua Dewan Insinyur PII (2009-2012)
  • Anggota Majelis Wali Amanah, Universitas Gadjah Mada (UGM) dua periode sd tahun 2012
  • Anggota DPR-RI, (2004-2009) & (2009-2014)
  • Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) (2005-2008), (2008-2011) & (2011-2014)
  • Menteri Perindustrian Indonesia (2016-2019)
  • Ketua Umum Partai Golkar (2017 - sekarang)
  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kabinet Indonesia Maju (2019-2024)

Riwayat Pekerjaan

  • Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk
  • Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas
  • Presiden Direktur PT Bisma Narendra
  • Komisaris PT Sorini Corporation Tbk
  • Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Golkar

Harta Kekayaan

Dirangkum dari laman LHKPN, Airlangga Hartarto memiliki total kekayaan Rp 411.677.681.844 setelah dikurangi utang sebesar Rp 78.905.059.371. Laporan harta kekayaan ini untuk periode tahun 2023. Harta kekayaannya terdiri dari berbagai kategori sebagai berikut.

  1. Tanah dan Bangunan Rp 107.895.026.002
    • Tanah dan Bangunan Seluas 680 m2/400 m2 di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, Hasil Sendiri Rp 10.993.240.000
    • Tanah dan Bangunan Seluas 1058 m2/600 m2 di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, Hasil Sendiri Rp 13.280.690.000
    • Tanah Seluas 3400 m2 di Kabupaten/Kota Gianyar, Hasil Sendiri Rp 122.400.000
    • Bangunan Seluas 200 m2 di Australia, Hasil Sendiri Rp 31.222.100.000
    • Tanah dan Bangunan Seluas 896 m2/575 m2 di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, Hasil Sendiri Rp 31.749.220.000
    • Tanah Seluas 40455 m2 di Kabupaten/Kota Manado, Hasil Sendiri Rp 5.097.330.000
    • Tanah dan Bangunan Seluas 276 m2/672 m2 di Kabupaten/Kota Jakarta Selatan, Hasil Sendiri Rp 15.430.046.002
  2. Alat Transportasi dan Mesin Rp 2.895.000.000
    • Mobil, BMW 740 LI G12 AT Tahun 2019, Hasil Sendiri Rp 825.000.000
    • Mobil, Toyota Vellfire Tahun 2017, Hasil Sendiri Rp 725.000.000
    • Mobil, Toyota Jeep LC 200 HDTP Tahun 2014, Hasil Sendiri Rp 1.000.000.000
    • Mobil, Toyota Kijang Innova Tahun 2015, Hasil Sendiri Rp 165.000.000
    • Mobil, Toyota Kijang Innova Tahun 2016, Hasil Sendiri Rp 180.000.000
  3. Harta Bergerak Lainnya Rp 873.500.000
  4. Surat Berharga Rp 56.434.996.702
  5. Kas dan Setara Kas Rp 305.846.483.361
  6. Harta Lainnya Rp 16.637.735.150
  7. Utang Rp 78.905.059.371

Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads