Daftar Obat Herbal Berbahaya dari BPOM, Ada yang Mengandung Deksametason

Ilustrasi Obat Herbal — Ilustrasi. (Foto: shutterstock)

Surabaya -

Taruna Ikrar, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menggencarkan sidak produk obat berbahan alam ilegal alias tidak berizin. Obat-obatan itu diketahui mengandung bahan kimia obat (BKO).

Secara regulasi obat berbahan alam tidak bisa dicampurkan dengan BKO. Penggunaan BKO harus dalam pengawasan dan konsultasi dokter. Bila dijual bebas dan digunakan tidak sesuai indikasi hal ini bisa berisiko memicu kerusakan organ ginjal hingga liver.

Dalam sidak terakhir yang dilakukan BPOM RI, obat-obatan berbahan alam ilegal yang disita itu diproduksi di salah satu kontrakan Kabupaten Kampar, Riau. Dalam sebulan ada 4.800 botol yang dijual. Sedangkan penjualan sudah berjalan 9 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Obat berbahan herbal itu diedarkan dengan nama berikut ini.

Jamu Dwipa Cap Tawon Klanceng Pegal Linu
Pegal Linu Asam Urat Cap Jago Joyokusumo

Keduanya dijual dengan klaim khasiat pereda pegal linu dan asam urat.

"Kami berhasil mengungkap agen pabrik obat berbahan alam ilegal di Kabupaten Kampar, Riau. Tidak memiliki izin edar BPOM RI, juga tidak memenuhi persyaratan keamanan dan khasiat manfaat serta terbukti mengandung BKO," ujar Taruna dalam konferensi pers Jumat (18/10/2024).

"Bahan kimia obat yang ditemukan di TKP, termasuk dexamethasone, paracetamol. Sudah dilakukan pengujian BKO, dan dinyatakan positif. Efek samping memicu gangguan pertumbuhan, gangguan hormon, osteoporosis, hepatitis, gagal ginjal dan kerusakan hati," pungkasnya.

Penindakan 9 perkara di Jawa Barat juga sebelumnya menemukan obat berbahan herbal mengandung bahan kimia obat (BKO) sildenafil, fenilbutazon, metampiron, piroksikam, parasetamol, hingga deksametason. Produk itu banyak beredar di Bandung hingga Depok.

Kebanyakan obat berbahan herbal itu diklaim memiliki manfaat penambah gairah pria hingga pereda asam urat. Berikut ini 10 produk yang diberikan warning oleh BPOM RI.