Tabir misteri penyebab 16 kucing mati massal di Kelurahan Sawojajar, Kedungkandang, Kota Malang mulai menemui titik terang. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) menyebut, matinya kucing mengarah pada keracunan.
Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, petugas bidang peternakan dan kesehatan hewan telah datang ke lokasi belasan kucing mati di Jalan Maninjau Barat blok B-1 RT 1-4, RW 8 Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
"Kami dengan Bhabinkamtibmas dan perwakilan kelurahan berkunjung ke lokasi kemarin (15/10). Yang datang teman-teman bidang peternakan dan kesehatan hewan. Mereka mencari informasi dari pemilik-pemilik kucing (yang mati)," ujar Slamet kepada detikJatim, Rabu (16/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari informasi yang didapat, ada kucing mati mendadak bersamaan terjadi beberapa waktu lalu dengan ciri-ciri mulut berbusa, ada juga yang tidak berbusa, ada juga yang kejang-kejang dan akhirnya mati. Dari ciri-ciri kejang-kejang, mengerang dan berbusa itu mengarahnya ke keracunan," sambungnya.
Kendati demikian, Slamet tidak bisa memberikan penjelasan secara detail terkait racun jenis apa yang membuat kucing-kucing tersebut mati. Sebab, pihaknya tidak bisa mengambil sampel karena kejadian sudah lama dan seluruh bangkai kucing sudah dikubur.
"Itu kejadiannya sudah lama dan sudah dikuburkan. Kami juga tidak bisa memastikan apakah kucing-kucing ini mati karena keracunan atau diracun," terangnya.
"Atas adanya kejadian tersebut, kami mensosialisasikan bahwa pemilik hewan peliharaan sebisanya membuat kandang dan hewan peliharaannya tidak dilepasliarkan. Terkadang seperti kucing ketika dilepaskan membuat warga lain tidak nyaman," imbuhnya.
Sebagai informasi, kurang lebih ada sebanyak 16 kucing liar maupun peliharaan yang mati mendadak secara beruntun sejak Sabtu (5/10) sampai Kamis (10/10). Sebelum kucing-kucing mati, sebagian menunjukkan ciri kejang-kejang, mengeluarkan busa dari mulut dan pada akhirnya tubuhnya kaku.
Sementara itu, Dokter Hewan Forensik dari Klinik Hewan Satwa Sehat Malang Dr drh Albiruni Haryo mengatakan, untuk memastikan penyebab dari kematian kucing-kucing tersebut perlu dibuktikan secara medis. Mulai dari pengambilan sampel hingga melakukan analisa untuk mendapatkan hasil.
Namun, ketika dilihat dari ciri-ciri sebelum kucing mati, seperti kejang-kejang, mengeluarkan busa dan mengerang, itu dugaannya mengarah pada keracunan. Sebab, ketika kucing terkena virus atau bakteri perlu menunjukkan gejala klinis terlebih dahulu sebelum mati.
"Ini hanya sebatas dugaan karena tidak ada pemeriksaan. Tapi dapat dipastikan kalau ini terkena virus atau bakteri kemungkinan sangat kecil karena virus atau bakteri itu perlu waktu dan itu tidak hitungan menit atau jam, tapi harian atau mingguan," ujar Albiruni kepada detikJatim, Rabu (16/10/2024).
"Ada juga kemungkinan kejang-kejang dan mulut mengeluarkan bui itu karena produksi berlebih dari kelenjar saliva atau air liur. Itu memang ada masalah di saraf pusat, maka sampai kemudian buih warna putih dan kejang sudah sampai pada gangguan motorik atau saraf juga. Kesimpulannya gangguan itu biasa disebabkan karena keracunan," sambungnya.
Albiruni pun mengaku sudah beberapa kali menangani persoalan serupa dan mendorong warga maupun pemilik kucing untuk melaporkan persoalan tersebut kepada pihak berwajib. Dengan harapan persoalan ini tidak berhenti di tengah jalan dan bisa ditindaklanjuti.
Sebab, kejadian kucing mati massal diduga karena keracunan sudah cukup sering terjadi di wilayah Kota Malang.
"Beberapa kali saya mendampingi, sampel dari hewan itu harus segera diambil dari lambung, organ-organ terkait diambil dan dianalisa. Kebetulan di klinik kami bisa," kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 16 kucing liar maupun peliharaan yang mati mendadak secara beruntun sejak Sabtu (5/10) sampai Kamis (10/10). Sebelum kucing-kucing mati, sebagian menunjukkan ciri kejang-kejang, mengeluarkan busa dari mulut dan pada akhirnya tubuhnya kaku.
(abq/hil)