Warga di Lamongan Tuntut Kompensasi Kerusakan Rumah Dampak Proyek JLU

Warga di Lamongan Tuntut Kompensasi Kerusakan Rumah Dampak Proyek JLU

Eko Sudjarwo - detikJatim
Jumat, 11 Okt 2024 17:37 WIB
Mediasi warga dan pihak terkait kasus dampak proyek JLU Lamongan
Mediasi warga dan pihak terkait kasus dampak proyek JLU Lamongan (Foto: Dok. Istimewa)
Lamongan -

Warga Dusun Weru, Desa Deketkulon, Kecamatan Deket, Lamongan mengeluhkan rumahnya retak-retak karena terdampak proyek pembangunan Jalan Lintas Utara (JLU). Kini mereka menuntut konpensasi.

Tak hanya itu, tebalnya debu proyek pembangunan juga mengganggu permukiman warga yang jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi pengerjaan.

"Tidak hanya di halaman rumah, debu juga masuk ke dalam rumah melalui celah genting maupun ventilasi udara, sehingga kondisi rumah selalu kotor meski sudah kami coba untuk bersihkan," kata Kepala Dusun Weru, Rendra Maulana Fandi kepada wartawan, Jumat (11/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga juga mulai mengeluhkan dampak kesehatan warga karena menghirup debu akibat pengerjaan proyek tersebut. Selain itu, warga juga mengeluh karena rumah mereka retak-retak akibat pemancangan tiang untuk pembangunan jembatan.

Tidak sedikit rumah warga yang temboknya mengalami retakan, yang diduga kuat akibat getaran saat pemasangan tiang pancang untuk pembangunan jembatan JLU.

ADVERTISEMENT

"Ada 8 rumah warga yang mengalami retak-retak. Kalau keretakan yang terjadi mulai dari retak sedang hingga parah. Selain itu juga debu dari urukan proyek mengakibatkan akses jalan serta lingkungan rumah warga mengalami kotor," keluhnya.

Keinginan dan sambatan warga ini sudah beberapa kali disampaikan. Pertemuan mediasi terakhir berlangsung pada Kamis (10/10/2024) yang digelar di Balai Desa Deketkulon.

Mediasi ini melibatkan warga terdampak, Kepala Desa Deketkulon beserta perangkat, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan PU Bina Marga Lamongan, serta Muspika Kecamatan Deket dan perwakilan PPK 4.5 Provinsi Jawa Timur.

"Tuntutan warga yang terdampak yakni adanya kompensasi baik yang terdampak kesehatan ataupun bangunan rumah yang alami keretakan akibat proyek tersebut," ungkap Rendra.

Warga, lanjut Rendra, juga meminta dilakukan penyemprotan atau penyiraman air di akses jalan dengan lebih intens, minimal 4 kali dalam sehari dan bantuan masker, cairan pembersih atau sabun untuk membersihkan rumah warga dari debu.

Camat Deket Arif Bachtiar yang hadir saat mediasi juga meminta pihak pelaksanaan proyek untuk segera bisa merealisasikan tuntutan warga yang terdampak sehingga tidak mengganggu proses kelanjutan pembangunan.

"Kami harapkan, pihak penyedia proyek untuk melaksanakan segala yang menjadi tanggungjawab termasuk adanya keluhan warga yang terdampak pembangunan jalan lingkar utara ini bisa direalisasikan," jelas Arif Bachtiar.

Sementara, Bambang Supriyadi selaku Humas penyedia jasa proyek JLU Lamongan PT Jaya Konstruksi Gorga KSO saat mediasi tersebut mengatakan akan menampung serta menyampaikan kepada manajemen terkait keluhan warga yang terdampak pembangunan jalan lingkar utara.

Bambang menyebut sebagian dari tuntutan warga sudah laksanakan, seperti penyemprotan air di akses jalan untuk mengurangi debu serta dilakukan survei atas kerusakan rumah warga yang retak.

"Saya selaku humasnya tetap akan menyampaikan kepada manajemen terkait tuntutan warga yang terdampak pembangunan JLU, tentunya akan dilakukan koordinasi terlebih dahulu," pungkas Bambang.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads