37 Warga Termasuk Balita Sesak Napas Imbas Kebakaran Triplek di Jember

37 Warga Termasuk Balita Sesak Napas Imbas Kebakaran Triplek di Jember

Yakub Mulyono - detikJatim
Jumat, 02 Jun 2023 14:09 WIB
Kebakaran limbah triplek di Jember membuat warga mengalami sesak napas.
Kebakaran limbah triplek di Jember membuat puluhan warga termasuk balita sesak napas (Foto: Yakub Mulyono/detikJatim)
Jember -

Puluhan orang warga Dusun Krajan dan Rejeb, Desa Sukowiryo, Kecamatan Jelbuk mengalami sesak napas imbas kebakaran limbah triplek di Jember. Mereka mengaku sesak napas akibat asap tebal yang muncul dari kebakaran triplek selama 2 minggu lebih.

Berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Jelbuk, tercatat sebanyak 37 warga yang mengeluhkan sesak napas. Sebanyak 8 penderita di antaranya merupakan balita.

"Dari pendataan yang kami lakukan dan turun ke lokasi terdampak, ada 37 orang warga. Kemudian 8 di antaranya balita kisaran umur 1 bulan sampai 5 tahun," ujar Kepala Puskesmas Jelbuk dr Reni Septa saat dikonfirmasi, Jumat (2/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reni mempertegas bahwa warga hanya mengeluhkan sesak napas. Tidak sampai mengarah ke kondisi demam. "Alhamdulillah saat kami kunjungi tidak ada keluhan demam," katanya.

Puluhan warga yang mengeluhkan sesak napas itu, menurut Reni merupakan warga yang tinggal di rumah yang lokasinya berdekatan dengan lahan tempat kebakaran triplek terjadi.

ADVERTISEMENT

"Namun, kami masih selalu memantau warga sekitar sana termasuk dengan memberikan masker," ulasnya.

Sebagai bentuk langkah awal penanganan sesak napas warga, kata Reni petugas kesehatan yang berada di lokasi juga memberikan edukasi kepada warga. Terutama untuk menghindari debu-debu akibat material sisa-sisa kebakaran.

"Minimal menjaga diri. Tapi untuk keluhan lain, dari tinjauan kami sudah tidak ada," tuturnya.

Petugas Puskesmas dampingi warga terdampak kebakaran triplek di Jember.Petugas Puskesmas dampingi warga terdampak kebakaran triplek di Jember. (Foto: Yakub Mulyono/detikJatim)

Sebelumnya, kebakaran limbah triplek itu terjadi di lahan seluas kurang lebih 50 meter persegi dengan kedalaman sekitar 15 meter yang ada di dekat dusun. Warga berharap api tersebut bisa segera dipadamkan.

"Kebakaran ini dari tanggal 18 Mei 2023 kemarin. Apinya susah padam, asapnya itu terus menerus," kata warga setempat bernama Yanti Novitasari kepada detikJatim, Kamis (1/6/2023).

Warga lain bernama Lutfi mengatakan bahwa perusahaan pembuang limbah itu tidak bertanggung jawab. Alasannya, perusahaan itu sudah terikat kontrak dengan pemilik lahan.

"Bahkan sampai sekarang belum ke sini. Alasannya sudah kontrak sama pemilik lahan. Jadi nggak ke sini. Sangat mengganggu sekali asap dan debu abu kebakaran ini. Mata kelilipan juga," katanya.

Kepala Dusun Krajan Hengki Irawan menyatakan upaya pemadaman sudah dilakukan. Bahkan menurutnya semua pihak juga terlibat dalam upaya pemadaman itu termasuk warga.

"Kami sudah berupaya koordinasi dengan Polsek Jelbuk dan Koramil setempat. Api pertama besar itu, kami koordinasi dengan BPBD dan Damkar Jember. Tapi sejak kebakaran itu sudah dipadamkan, tapi titik api itu masih ada. Karena itu kan, tumpukan-tumpukan limbah triplek," ujar Hengki.

Untuk upaya pemadaman, kata Hengki, selain dibantu petugas Damkar penyemprotan juga dibantu menggunakan pompa (alkon). Upaya pemadaman itu bahkan sudah dilakukan hingga malam.

"Kemarin pakai mesin pompa air ada 3 yang dipakai. Kita dari jam 7 malam selesai sekitar jam setengah 12 malam. Titik api di ujung itu awal kita padamkan, tapi setelah kita tinggal 30 menitan, api itu ada lagi," katanya.




(dpe/fat)


Hide Ads