Keluh Kesah Ojol soal Aplikator Nakal hingga Turun ke Jalanan Surabaya

Keluh Kesah Ojol soal Aplikator Nakal hingga Turun ke Jalanan Surabaya

Sri Rahayu, Firtian Ramadhani - detikJatim
Kamis, 10 Okt 2024 12:31 WIB
Demo ojol di Surabaya
Demo ojol di Surabaya (Foto: Firtian Ramadhani/detikJatim)
Surabaya - Ratusan pengemudi ojek online memenuhi Jalan Frontage Ahmad Yani, Surabaya tepatnya di depan Mapolda Jatim, Kamis (10/10/2024). Para pengemudi ojol ini rencananya akan melakukan mediasi di Kantor Kominfo Jatim terkait sejumlah tuntutan.

Aksi ini dilakukan untuk menuntut perbaikan terkait kebijakan aplikator yang dinilai merugikan mereka. Salah satunya menolak Aplikator Nakal. Aksi akan terus berlanjut hingga Kantor Gubernur Jatim di Jalan Grahadi Surabaya.

Pantauan detikJatim di lokasi, sejak pukul 10.35 WIB, ojol tampak tumpek blek memenuhi jalan. Mereka juga memberhentikan ojol lain yang sedang berjalan.

"Demo ojol ini akan berjalan sampai Grahadi, dan nanti akan ada mediasi di Kantor Kominfo Jatim pada pukul 15.00 WIB sore," kata salah seorang ojol yang enggan disebut namanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, ojol yang berdemo terdiri dari ratusan ojol.

"Ada ratusan yang ikut, setelah ini akan bergeser lanjut, ke arah Basuki Rahmat," ungkapnya.

Demo ojol di SurabayaDemo ojol di Surabaya Foto: Firtian Ramadhani/detikJatim

Para driver ojol mengeluhkan kebijakan aplikasi yang mengubah tarif menjadi sangat murah dan tidak sesuai dengan pendapatan yang diharapkan.

Wino, salah satu pengemudi Grab yang turut serta dalam aksi tersebut menyatakan, kebijakan tarif dari beberapa aplikator ojol membuat penghasilan mereka semakin menurun.

"Harga yang aslinya Rp 9.000 sekarang bisa turun jadi Rp 5.000 sampai Rp 6.000. Ini tentu sangat memberatkan kami," ujarnya.

Demo ini dimulai dari kawasan CITO dan dilanjutkan menuju sejumlah kantor aplikator di Surabaya.

"Kami akan bergerak ke kantor-kantor aplikator seperti Grab, Gojek, dan Shopee. Kami ingin tuntutan kami didengar," imbuhnya.

Aksi unjuk rasa ini diharapkan bisa membawa perubahan kebijakan dari pihak aplikator agar tarif yang ditetapkan lebih manusiawi dan sesuai dengan kebutuhan hidup para pengemudi. Para pengemudi juga meminta agar pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini.


(abq/hil)


Hide Ads