- Pengertian Keracunan Makanan
- Penyebab Keracunan Makanan 1. Salmonella 2. E. Coli 3. Campylobacter 4. Listeria 5. Clostridium botulinum
- Gejala Keracunan Makanan
- Faktor Risiko Keracunan Makanan 1. Orang Tua 2. Wanita Hamil 3. Bayi 4. Anak-anak 5. Orang dengan Penyakit Kronis
- Pertolongan Pertama pada Keracunan makanan 1. Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh 2. Konsumsi Makanan yang Tepat 3. Hindari Mengonsumsi Obat Tanpa Resep Dokter 4. Konsumsi Jahe 5. Cukupi Waktu Istirahat
Kasus keracunan makanan sering kali terjadi tanpa disadari, terutama saat makanan yang kita konsumsi telah terkontaminasi bakteri, virus, atau zat berbahaya lainnya. Kondisi ini bisa dialami siapa saja dan dapat menimbulkan gejala bervariasi, mulai dari ringan hingga mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejala keracunan, mengetahui penyebabnya, serta memahami langkah-langkah pertolongan pertama agar dapat memberikan penanganan yang tepat, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengertian Keracunan Makanan
Dilansir dari Jurnal Universitas Islam Negeri Sumatera Utara berjudul Keracunan Makanan, yang ditulis Raya Marcela, Karfika Suci Ramadhani, Muhammad Fiqri Alwi, dan Usiono, keracunan makanan adalah penyakit yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri, toksin, parasit, virus, atau bahan kimia yang dapat mengganggu fungsi normal tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini timbul karena makanan terkontaminasi organisme infeksius, seperti bakteri, virus, atau parasit. Kontaminasi tersebut bisa terjadi selama proses pengolahan atau ketika makanan tidak dimasak dengan benar. Keracunan makanan dapat mengancam kesehatan, terutama jika tidak memperhatikan kebersihan dan cara pengolahan makanan.
Mengingat dampaknya yang serius, mengenali gejala, penyebab, dan langkah-langkah pencegahan menjadi hal yang krusial. Mari eksplorasi lebih dalam mengenai gejala hingga penyebab keracunan makanan, serta bagaimana cara menanganinya dengan tepat.
Penyebab Keracunan Makanan
Keracunan makanan terjadi karena adanya kontaminasi organisme dalam makanan. Berikut beberapa organisme yang sering menyebabkan keracunan makanan.
1. Salmonella
Bakteri ini biasanya ditemukan pada telur mentah atau setengah matang, daging, unggas, serta sayuran yang tidak dimasak dengan baik. Gejala biasanya muncul dalam 6-72 jam setelah terpapar.
2. E. Coli
Bakteri ini sering ada pada daging cincang mentah atau produk susu yang belum dipasteurisasi. Setelah 3-8 hari, E. Coli dapat menyebabkan diare berdarah, kram perut, dan muntah.
3. Campylobacter
Campylobacter ditemukan pada produk daging, susu yang kurang matang, atau air yang terkontaminasi. Gejala muncul setelah 2-5 hari berupa diare, mual, muntah, dan sakit kepala.
4. Listeria
Listeria sering ditemukan pada makanan siap saji yang disimpan di suhu dingin, seperti sosis dan produk susu seperti keju atau yogurt. Masa inkubasi bakteri ini bisa berlangsung 3-21 hari, dan gejala yang ditimbulkan meliputi demam, nyeri otot, mual, muntah, diare, leher kaku, serta kebingungan.
5. Clostridium botulinum
Umumnya terdapat pada makanan kaleng yang sudah kadaluwarsa atau makanan dengan tingkat keasaman rendah. Dalam 12-36 jam, toksin yang dihasilkan dapat menyebabkan gejala neurologis, seperti kelelahan, pusing, pandangan kabur, serta kesulitan menelan dan berbicara.
Baca juga: 9 Bahaya Konsumsi Keju Berlebihan |
Gejala Keracunan Makanan
Gejala keracunan makanan bisa bervariasi tergantung jenis kontaminan yang ada dalam makanan yang dikonsumsi. Meskipun umumnya gejala muncul beberapa jam setelah makan, ada juga yang baru merasakan efeknya setelah beberapa hari.
Mengenali gejala keracunan makanan sangat penting, karena langkah penanganan awal dapat membantu mencegah kondisi yang lebih serius. Berikut beberapa gejala keracunan makanan yang sering muncul dan memerlukan penanganan segera antara lain.
- Mual dan muntah
- Diare, yang mungkin disertai darah jika disebabkan bakteri EHEC atau Campylobacter
- Dehidrasi
- Sakit kepala
- Nyeri serta kram perut, yang biasanya muncul 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan
Faktor Risiko Keracunan Makanan
Keracunan makanan dapat menyerang siapa saja, namun ada kelompok tertentu yang lebih rentan mengalami kondisi ini. Beberapa faktor risiko keracunan makanan yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.
1. Orang Tua
Lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah seiring bertambahnya usia, sehingga mereka lebih sulit melawan infeksi yang disebabkan organisme dalam makanan. Proses pemulihan juga cenderung lebih lambat, sehingga mereka lebih rentan terhadap komplikasi serius.
2. Wanita Hamil
Kehamilan menyebabkan perubahan dalam sistem kekebalan tubuh dan hormon setiap wanita. Kondisi inilah yang bisa meningkatkan risiko keracunan makanan pada wanita hamil.
3. Bayi
Sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih mudah terserang infeksi dari makanan yang terkontaminasi. Bayi juga belum memiliki sistem imun yang kuat, sehingga risiko komplikasi lebih tinggi.
4. Anak-anak
Seperti halnya bayi, anak-anak juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang sepenuhnya. Ditambah dengan perilaku makan yang kurang hati-hati dan kebersihan yang seringkali terabaikan, membuat anak-anak lebih rentan terkena keracunan makanan.
5. Orang dengan Penyakit Kronis
Individu yang menderita penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, atau penyakit ginjal, memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah. Ini membuat tubuh mereka kurang mampu melawan infeksi dan meningkatkan risiko terkena dampak serius akibat keracunan makanan.
Pertolongan Pertama pada Keracunan makanan
Dilansir dari jurnal Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjudul Gambaran Pengetahuan Pertolongan Pertama Keracunan Makanan, ditulis Nurul Fatwati Fitriani, penanganan keracunan merupakan aspek penting dalam keperawatan gawat darurat.
Sebab, jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas. Langkah utama dalam menangani keracunan makanan adalah rehidrasi, yang bertujuan menggantikan cairan yang hilang akibat muntah pada penderita keracunan.
Dilansir dari situs resmi Kemenkes, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk penanganan awal ketika mengalami keracunan makanan. Berikut pertolongan pertama pada orang yang mengalami keracunan.
1. Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Diare dan muntah akibat keracunan makanan dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Penderita perlu mengganti cairan yang hilang ini dengan minum lebih banyak air untuk mencegah dehidrasi.
Juga bisa mengonsumsi minuman elektrolit atau sup hangat untuk memulihkan cairan dan elektrolit tubuh. Minumlah cairan maupun makanan hangat berkuah ini secara perlahan untuk menghindari mual.
2. Konsumsi Makanan yang Tepat
Saat gejala keracunan muncul, disarankan untuk tidak makan apapun selama beberapa jam. Setelah merasa lebih baik, cobalah makanan yang mudah dicerna, seperti yang rendah lemak dan rendah serat tanpa banyak bumbu.
Contohnya bubur, kentang, pisang, dan madu. Hindari makanan pedas, berminyak, serta makanan dan minuman asam karena dapat memperburuk gejala. Detikers juga sebaiknya menghindari minuman yang mengandung alkohol, kafein, atau susu.
3. Hindari Mengonsumsi Obat Tanpa Resep Dokter
Diare dan muntah merupakan cara alami tubuh mengeluarkan racun dari sistem pencernaan. Saat mengalami keracunan makanan, sebaiknya menghindari obat antidiare seperti loperamide. Obat ini justru bisa memperparah gejala.
Selain itu, keracunan makanan akibat virus atau parasit tidak selalu memerlukan pengobatan antibiotik. Jika memerlukan pengobatan dengan antibiotik, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
4. Konsumsi Jahe
Untuk meredakan mual dan sakit perut, bisa mencoba minum air jahe. Jahe memiliki efek menenangkan bagi sistem pencernaan. Selain jahe, juga bisa mengonsumsi makanan mengandung probiotik, seperti yogurt untuk membantu mengatasi keracunan makanan.
5. Cukupi Waktu Istirahat
Saat keracunan makanan, perlu beristirahat yang cukup agar sistem kekebalan tubuh tetap optimal. Sistem kekebalan tubuh sangat penting untuk melawan bakteri penyebab keracunan. Gejala keracunan makanan yang membuat tubuh lemas juga menuntut untuk banyak beristirahat guna memulihkan energi.
Dengan mengetahui cara mengenali gejala dan menangani keracunan dengan cepat dapat membantu menyelamatkan nyawa. Pastikan untuk selalu waspada terhadap zat-zat yang berpotensi membahayakan, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak serta hewan peliharaan.
Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)