Pemprov Jatim selama 5 tahun terakhir dianggap berhasil menerapkan program Generasi Berencana yang dicanangkan BKKBN. Tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi pemimpin selanjutnya demi mewujudkan Indonesia emas, dan membuktikan optimisme 'dari Jawa Timur untuk Indonesia.'
Itu disampaikan oleh Suma, Pengurus Insan Generasi Berencana (GenRe) Jatim sekaligus Duta GenRe Jatim 2022. Ia mengungkapkan bahwa dalam menghadapi bonus demografi tahun 2045, keberadaan Program GenRe yang dijalankan BKKBN semakin krusial.
Dia menegaskan tentang pentingnya perhatian pemerintah terhadap isu-isu yang dihadapi remaja saat ini. Terutama dalam konteks kesehatan mental dan edukasi terhadap kesehatan reproduksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"GenRe tidak hanya bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perencanaan kehidupan berkeluarga, tetapi juga menangani isu kesehatan mental yang semakin mendesak. Kesehatan mental remaja harus jadi perhatian utama. Kami harap pemerintah bisa lebih fokus di isu ini," ujarnya, Rabu (2/10/2024).
Dalam era di mana remaja menghadapi berbagai tekanan sosial, Suma menekankan bahwa investasi dalam program pengembangan kapasitas remaja harus ditingkatkan.
"BKKBN sebagai badan nasional perwakilan di provinsi tidak memiliki otoritas langsung di Jatim. Pemerintah provinsi lah yang memiliki wewenang lebih dalam mengimplementasikan program-program itu. Selama memang banyak orang yang peduli penanganan kesehatan mental, namun rata-rata bagian dari komunitas, bukan dari pemerintah" kata Suma.
Dia juga menyoroti perlu adanya inisiatif di sekolah-sekolah di Jawa Timur untuk membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang berfungsi seperti organisasi siswa intrasekolah (OSIS), Palang Merah Remaja (PMR), atau ekstrakurikuler wajib lainnya. PIK-R dapat menjadi instrumen penting untuk meningkatkan perhatian terhadap masalah yang dihadapi remaja.
"Jika ada peraturan pemerintah yang mendukung, ini bisa mendorong atau menjadi salah satu solusi yang signifikan. Pemerintah juga bisa meningkatkan kinerja DP3AP2KB yang ada di tiap daerah dan membuat aturan untuk mewajibkan pendidikan substansi Gen-Re atau bahkan mewajibkan PIK-R di Sekolah, karena PIK-R adalah akarnya." tambahnya.
Dalam pandangannya, Suma berharap agar pemimpin masa depan dapat memahami pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan di masa depan melalui program-program yang lebih terstruktur dan efektif.
Dengan kesadaran dan perhatian yang lebih besar dari pemerintah, diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, terampil, dan siap untuk menghadapi tantangan bonus demografi, sehingga berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa.
"Kami berharap agar pemimpin berikutnya bisa berinvestasi pada remaja dan anak muda melalui program GenRe yang lebih masif di kabupaten dan kota. Kami juga berharap program GenRe bisa dipromosikan lebih luas agar lebih banyak remaja mendapatkan akses kepada edukasi yang tepat," katanya.
(dpe/iwd)