Sebagian wilayah di Kota Surabaya terpantau sempat diguyur hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menjelaskan fenomena ini disebabkan oleh gangguan atmosfer.
"Fenomena hujan akhir-akhir ini terpantau gangguan atmosfer antara lain berupa konvergensi dan suhu muka laut perairan Selat Madura yang cukup hangat," ujar Prakirawan BMKG Juanda, Siska Anggraeni saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (26/9/2024).
Siska mengatakan gangguan atmosfer ini diprediksi akan terjadi di Surabaya hingga dua hari ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah itu, diprakirakan akan menurun intensitasnya (hujan di daerah Surabaya)," katanya.
BMKG juga menjelaskan untuk saat ini Provinsi Jawa Timur masih berada dalam fase peralihan ke musim hujan. Sebagian wilayah Jawa Timur diprediksi akan memasuki musim hujan pada November 2024.
"Untuk prakiraan awal musim hujan di wilayah Jawa Timur bervariasi mulai dari dasarian III September sampai dengan Dasarian I Desember 2024," tukas Siska.
Sementara itu, dilansir dari situs resmi BMKG, meski masih memasuki musim kemarau, wilayah Indonesia secara umum sudah mengalami curah hujan kategori menengah (100-300 mm/bulan) hingga tinggi (>300 mm/bulan) pada September hingga November 2024.
Pada bulan September, 21,75% wilayah Indonesia diprakirakan mengalami curah hujan kategori rendah (0-100 mm/bulan), 69,49% diprakirakan menengah, dan 8,76% diprakirakan mengalami curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi.
Pada Oktober, 7,64% wilayah Indonesia diprakirakan mengalami curah hujan kategori rendah, 64,57% menengah, dan 27,79% tinggi hingga sangat tinggi.
Sedangkan November, 0,65% wilayah Indonesia diprakirakan mengalami curah hujan rendah, 52,59% menengah, dan 46,76% tinggi hingga sangat tinggi.
(hil/iwd)