Maba UMSurabaya Peduli Mental Health GenZ Lewat Lukisan Brainpression

Maba UMSurabaya Peduli Mental Health GenZ Lewat Lukisan Brainpression

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 21 Sep 2024 23:15 WIB
Lukisan brainpression di UMSurabaya
Maba UMSurabaya menggambarkan isi kepala dan hati para GenZ lewat lukisan (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Masalah mental health banyak dialami oleh kawula muda atau GenZ. Apalagi di Indonesia banyak kasus depresi, bullying, pencabulan atau pemerkosaan, kekerasan hingga pembunuhan.

Ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menggambarkan isi kepala dan hati para GenZ. Seperti depresi hingga perempuan yang banyak menjadi korban dan sulit menyuarakan kenyataan.

Para maba melukis serentak pada kegiatan Project Social bertema mental health. Ribuan GenZ mengekspresikan kesehatan mental melalui lukisan 'Brainpression' sebuah ekspresi bersumber dari isi kepala atau pikira individu dalam situasi yang sedang dihadapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti Nailla Zahwa Nur Sasongko maba S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan menggambarkan isi kepala yang 'ruwet' dengan segala pemikiran masalah. Lukisannya ini juga termasuk mewakili apa yang dialami sebagian besar GenZ.

Lukisan brainpression di UMSurabayaSalah satu lukisan brainpression karya maba UMSurabaya (Foto: Esti Widiyana)

"Maksud dari lukisan ini jelaskan seseorang isi kepala penuh depresi dan bingung mau ngapain. Pusing tugas, keluarga, teman, semuanya pusing jadj ribut. Anak GenZ banyak kena mental health, mencurahkan isi kepala lewat lukisan ini sedikit lega," kaya Zahwa kepada detikJatim di halaman UM Surabaya, Sabtu (21/9/2024).

ADVERTISEMENT

Sementara Muhammad Rieka Akbar maba Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis melukis seorang perempuan bertuliskan 'Berisik'. Hal ini menggambarkan perempuan banyak menjadi korban dan harus berani menyampaikan kebenaran.

"Di UM waktu di BEM selalu menggaungkan perempuan berani melawan. Aku mengangkat tema 'Berisik', perempuan dianggap remeh, enteng, jadi korban, bully, pencabulan dan lainnya. Aku melukiskan perempuan harus melawan, harus berani menyampaikan. Masyarakat harus mendengar dan menjaga. Menggambarkan situasi perempuan banyak menjadi korban," jelasnya.

Sementara Kepala Kemahasiswaan UM Surabaya Khoirul Anam mengatakan maba mayoritas generasi GenZ. Dalam banyak penelitian disebut Gen Z adalah generasi yang paling rentan mengalami stress.

Berdasarkan hasil penelitian The American Art Therapy Association melakukan aktivitas kreatif selama 45 menit dapat mengurangi stress hal ini terkait dengan pengurangan kadar kortisol ketika seseorang berkegiatan seni. Ia berharap kegiatan melukis yang dilakukan ribuan mahasiswa baru memiliki dampak yang positif dalam kesehatan mental.

"Gangguan kesehatan mental yang paling banyak ditemui pada GenZ adalah gangguan kecemasan, depresi, dan bunuh diri," kata Khoirul.

Menurut Khoirul, GenZ adalah generasi yang aktif di media sosial, menjadikan platform media sosial sebagai panggung utama bagi ekspresi dan interaksi. Namun, di balik gemerlapnya dunia digital, tantangan literasi digital juga mengintai.

Keberadaan media sosial menyebabkan GenZ membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Hasilnya, mereka mengalami penurunan kepercayaan diri hingga mental yang terganggu.

"Saya berharap aksi melukis massal ini bisa menjadi salah satu contoh mengatasi masalah kesehatan mental dengan cara murah dan bisa dilakukan dimana saja. Sehingga GenZ bisa mengekspresikan emosi dan perasaanya," pungkasnya.




(esw/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads