Desa Karangpatihan, Balong, Ponorogo sempat viral karena disebut kampung idiot. Sebutan itu ada karena di tahun 2008 lalu ada 300-an warganya yang menderita tunagrahita atau disabilitas intelektual.
Penyebabnya, karena lahan pertanian di Karangpatihan sebagian besar merupakan sawah tadah hujan. Pun juga hasil pertaniannya sulit karena terbatasnya air.
Berbagai upaya dilakukan oleh pihak pemerintah desa. Mulai dari pembangunan sumur dalam dan konservasi alam. Itu dilakukan Untuk pengembangan hasil pertanian demi pemenuhan gizi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini tahun 2024 hanya tinggal 98 warga yang menderita tuna grahita di Desa Karangpatihan. Jumlah itu turun jauh jika dibandingkan dengan tahun 2008.
"Dulu banyak yang menderita disabilitas intelektual karena gizi buruk, upaya kita dengan pengembangan pertanian melalui sumur dalam dan konservasi alam, bisa meningkatkan hasil pertanian," tutur Kades Karangpatihan, Eko Mulyadi kepada wartawan, Sabtu (21/9/2024).
Eko mengatakan pengembangan dunia pertanian penting. Karena hanya dengan pemenuhan gizi yang bagus bisa memutus mata rantai tuna grahita.
"Dampak positif bagi kami dalam pengembangan pertanian dengan produk tanah yang bagus bisa menghasilkan produk pertanian yang baik dengan bantuan pupuk," terang Eko.
(hil/iwd)