Puluhan warga Desa Wonosari, Grujugan, Bondowoso menggelar demo di depan kantor Kejari setempat. Mereka mendesak pengusutan kasus dugaan penyalahgunaan identitas warga untuk penipuan.
Dalam aksinya, massa tampak membawa keranda mayat yang dibungkus dengan kain hijau. Mereka juga menggelar istigasah dan selawatan di kantor Kejari yang berada di Jalan Ahmad Yani itu.
Selama aksi, mereka juga berorasi dan membentangkan poster berisi keluhan yang mengaku jadi korban pencatutan data identitas untuk kepentingan pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demo yang digelar merupakan buntut puluhan warga setempat yang tiba-tiba mendapat tagihan dari sebuah bank terkait kredit usaha rakyat (KUR).
Tak tanggung-tanggung warga mendapat tagihan antara Rp 50 juta hingga Rp 500 juta. Padahal, warga mengaku sama sekali tak pernah merasa mengajukan kredit usaha rakyat (KUR), ke pihak manapun.
"Beberapa saat lalu saya mendadak dipanggil kejaksaan untuk klarifikasi, apakah pernah mengajukan kredit sebesar seratus juta?" kata Iqomah, salah warga Desa Wonosari, di sela demo, Kamis (19/9/2024).
Bahkan, lanjut Iqomah, seorang tetangganya langsung jatuh sakit karena kaget ketika mendapat tagihan dari sebuah bank pemerintah yang nilainya mencapai ratusan juta itu.
"Di Desa Wonosari saja ada sekitar 86 warga yang mendapat tagihan dari bank BRI yang jumlahnya puluhan hingga ratusan juta per orang," timpal kuasa hukum warga desa, Nurul Jamal Habaib.
Menurutnya, jumlah korban di Desa Wonosari yang dibelanya itu hanya sebagian kecil saja. Karena berdasarkan informasi, ratusan warga yang ada di kecamatan lainnya juga mengalami hal serupa
"Di posko pengaduan Wonosari saja, jumlah korban segitu. Saya yakin masih ada ratusan korban lainnya yang jadi korban," pungkas Nurul Jamal Habaib.
Sementara Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Dzakiyul Fikri, saat menemui peserta aksi damai mengatakan pihaknya sekarang sedang mengusut kasus dugaan pencatutan KTP warga untuk pengajuan KUR itu.
"Kami memang sedang mengusut kasus dugaan penyimpangan yang nilainya mencapai ratusan miliar ini," kata Fikri.
Ia meyakini, kasus pencatutan identitas untuk meraup keuntungan itu akan segera terungkap. Sejumlah pihak terkait di lingkungan Dispendukcapil setempat maupun pihak bank plat merah itu akan segera dimintai keterangan.
"Insyaallah dalam waktu dekat sudah akan ada hasil dan dapat segera terungkap," pungkas Fikri.
(abq/iwd)