10 Daerah di Jatim Alami Penurunan Imunisasi

10 Daerah di Jatim Alami Penurunan Imunisasi

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 14 Sep 2024 05:01 WIB
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF wilayah Jawa Arie Rukmantara
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF wilayah Jawa Arie Rukmantara (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Imunisasi penting didapatkan oleh anak, bahkan sejak baru lahir untuk mencegah penyakit berbahaya, wabah, membentuk kekebalan tubuh. Sayangnya, di Jawa Timur, ada 10 daerah yang mengalami penurunan imunisasi sepanjang 2024.

Kepala Kantor Perwakilan UNICEF wilayah Jawa Arie Rukmantara mengatakan, ada 10 daerah di Jatim yang pelaksanaan imunisasinya tidak stabil. Imunisasi di sana, sempat 100% terpenuhi, namun beberapa bulan kemudian angkanya menurun.

"Tiba-tiba beberapa bulan turun. Harus ada pengingatan, misal sudah bagus di pertengahan tahun pertama," kata Arie saat ditemui detikJatim di Jalan Darmo Surabaya, Jumat (13/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arie menjelaskan, misalnya ada target 100 anak yang harus 100% lengkap imunisasi semua jenis. Lalu, di pertengahan tahun, harusnya 50% anak sudah dapat jenis imunisasi.

"Ketika lihat ada yang masih 40%, 20%, kita ingatkan (untuk memenuhi semua jenis imunisasi). Ada 10 daerah yang kita ingatkan mereka harus stabil perncapaiannya setiap bulan, supaya Desember 100% semua jenis imunisasi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

10 daerah tersebut ialah Bangkalan, Jember, Kediri, Kabupaten Blitar, Tulungagung, Sampang, Kota Malang, Jombang, Situbondo, dan Sumenep.

Ada pun kesulitan edukasi imunisasi, yakni asimetri informasi. Di mana, banyak orang tua yang tidak tahu ada 14 jenis pelayanan dan di mana saja imunisasi.

Negara sudah menyediakan 14 jenis imunisasi gratis yang disediakan. Bisa di puskesmas, RS pemerintah dan posyandu.

"Banyak yang tidak tahu jadwalnya, berapa banyak yang harus didapat imunisasinya, tahapannya. Hampir semua kategori orang tua, kelas ekonomi atas juga kadang tidak hafal jadwal imunisasi apa saja, yang menengah bawah tidak punya media komunikasi di mana jadwal imunisasi tersedia," urainya.

Di Kota Surabaya sendiri, data imunisasi anak lengkap termasuk tinggi di Jatim. Edukasinya pun tak hanya melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah, dan akademisi. Tapi, remaja pun bisa jadi juru komunikasi perubahan perilaku untuk imunisasi.

"Surabaya sudah bagus dan harus dipertahankan lagi. Generasinya berubah lagi, cara berkomunikasi juga, dulu mungkin lewat tokoh agama kita ikuti, sekarang ada remaja yang followers-nya jutaan itu yang diikuti. Hari ini kita mencoba memastikan semua orang di Surabaya bisa bicara soal pentingnya imunisasi rutin lengkap," katanya

Diketahui, Organisasi Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) didukung UNICEF Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dinas Kesehatan Surabaya, Dinas Pendidikan Surabaya serta Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE+), melalui pelatihan ingin meningkatkan keterampilan komunikasi perubahan perilaku guna meningkatkan minat warga terhadap imunisasi.

"Belajar dari kesuksesan respons wabah polio kemarin, kerjasama semua pihak penting untuk dilanjutkan. Pelibatan anak muda jadi energi baru bagi kami dalam memastikan semua anak di Jawa Timur terlindungi dari berbagai penyakit dengan imunisasi," pungkas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim dr Waritsah Sukarjiyah.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads