Muktamar Luar Biasa NU Tetap Bergulir Meski Disindir Cucu Syaikhona Kholil

Round-Up

Muktamar Luar Biasa NU Tetap Bergulir Meski Disindir Cucu Syaikhona Kholil

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 13 Sep 2024 08:01 WIB
Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama di bangkalan madura
Ulama anggota Presidium Penyelamat Organisasi NU berencana menggelar Muktamar Luar Biasa saat musyawarah besar di Bangkalan. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama yang diinisiasi Presidium Penyelamat NU yang terdiri dari ulama yang juga cucu para pendiri NU masih terus bergulir. Kegiatan pra muktamar itu dijadwalkan digelar dalam waktu dekat ini meski sejumlah sindiran datang termasuk dari cucu Syaikhona Kholil Bangkalan, mendiang ulama yang juga salah satu pendiri NU.

Koordinator Presidium MLB NU KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam memastikan sebelum MLB digelar presidium akan lebih dulu menggelar Pra MLB NU. Dia mengungkapkan bahwa Presidium Penyelamat NU berencana menggelar pra MLB Nu itu pada awal Oktober.

"Rencananya pra MLB akhir September atau awal Oktober pastinya. Untuk MLB NU kami akan gelar menunggu hasil pra MLB," ujar Gus Salam saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (12/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya menggelar pra MLB NU, Gus Salam memastikan Presidum Penyelamat NU akan terus menerus turun ke sejumlah daerah untuk menyerap aspirasi para ulama NU selama beberapa waktu ke depan setelah sebelumnya menggelar pertemuan di Bangkalan dan Cirebon, Jawa Barat.

"Setengah bulan ke depan kami akan turun ke bawah di beberapa wilayah," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Gus Salam mengatakan ada kemungkinan MLB NU akan digelar secepatnya. Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang itu bahkan berharap muktamar yang akan menentukan nasib NU ke depan itu akan digelar sebelum akhir tahun ini.

"Semoga bisa kami gelar MLB NU sebelum akhir tahun 2024, tergantung hasil pertemuan pra MLB bersama dengan PWNU se-Indonesia," tambahnya.

Gus Salam berupaya meyakinkan bahwa MLB NU ini didukung oleh para pengurus di ratusan PCNU dan puluhan PWNU se-Indonesia. Pernyataan ini untuk menjawab pernyataan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf yang menegaskan MLB NU tidak akan dapat dukungan para kiai pemilik hak suara di Muktamar NU.

"Yang sudah komunikasi ada 23 pengurus wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), 326 pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan 12 pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU)," katanya.

Dilansir dari detikNews, Gus Ipul yang kini telah dilantik sebagai Mensos menyayangkan ide MLB NU. Dia mengatakan NU adalah organisasi keramat yang didirikan para kiai. Dia menyatakan NU tidak memiliki sejarah MLB tandingan.

"Saya sebenarnya menyesalkan aja, tiap orang boleh punya ide, tapi NU ini keramat, yang didirikan oleh kekasih-kekasih Allah, jadi tidak ada sejarahnya NU itu MLB tandingan," kata Gus Ipul di Kemensos, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).

Menurutnya, upaya untuk melakukan MLB itu akan sia-sia. Apalagi para penggagas MLB NU menurutnya tidak memiliki hak suara dalam organisasi NU sehingga tidak akan mendapatkan dukungan dari para kiai NU.

"Di NU itu sudah ada mekanismenya, saya rasa sia-sia lah, dan tak akan dapat dukungan," katanya. "Nggak lah nggak punya hak suara, dari mana punya hak suara, jadi NU ini dijaga sekali dengan para kyai-kyai itu dan kiai-kiai itu juga punya pertimbangan-pertimbangan yang matang, tidak akan kiai-kiai itu ikut-ikut tindakan yang gegabah," jelasnya.

Sebaliknya, Gus Salam mengakui saat ini pembahasan tentang MLB NU baik di Cirebon maupun sebelumnya di Bangkalan baru melibatkan ulama NU kultural, bukan ulama struktural pengurus NU. Sebab menurutnya, para ulama struktural di PBNU saat ini mendapatkan tekanan secara internal.

"Prinsipnya kami melaksanakan agenda di Bangkalan dan Cirebon, sambutanya cukup baik. Memang yang (datang) banyak dari kultural, untuk struktural kami melakukan komunikasi tertutup karena kami sadar beliau-beliau dalam tekanan dan pressure dari PBNU dengan ancaman dibekukan, dipecat atau di-kareteker," jelasnya.

"Kami yakin, nanti ketika sudah pada momentum yang tepat struktural (PBNU) akan bersama-sama kami karena keresahan dan kegaduhan ini sudah merata," tandasnya.

Sindiran dari cucu Syaikhona Kholil Bangkalan. Baca halaman selanjutnya.

Cucu Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Kholili Kholil yang saat ini mengasuh Ponpes Al Amiroh, Canga'an, di Bangil, Pasuruan sempat menyindir konsolidasi nasional yang digelar di Cirebon pada 8-9 September 2024. Dia merasa aneh para cucu pendiri NU kumpul-kumpul untuk menginisiasi muktamar tandingan.

"Pendiri NU itu dikenal karena ilmu dan akhlaknya. Aneh kalau para cucu pendiri NU kumpul-kumpul untuk mendorong MLB NU. Jangan-jangan mereka tidak bisa mengaji," kata Kholili dalam keterangannya yang diterima detikJatim, Rabu (11/9/2024).

Kholili menyebutkan bahwa cucu pendiri NU seharusnya memberi contoh kumpul-kumpul dengan mengaji atau bahtsul masail. Ia menyindir jangan-jangan mereka tidak bisa membaca kitab usul fikih seperti Al Mustashfa, sastra Arab, termasuk Maqamat al-Hariri, kitab tauhid seperti Al-Mawaqif.

"Kalau bisa, tidak mungkin akan disibukkan dengan agenda-agenda sarat politis seperti MLB. Selain pengangguran, seperti kata Ketua Umum PBNU, saya juga curiga mereka tidak bisa mengaji," sindirnya.

Sekadar informasi, Konsolidasi Nasional Presidium Penyelamat Organisasi dan MLB di Cirebon, Jawa Barat itu mendorong terlaksananya MLB NU. Ada sejumlah keputusan dari pertemuan itu.

Salah satunya, presidium akan meminta kepada Kemenkumhan, Direktorat Jenderal Administrasi Umum untuk membekukan SK pencatatan dan pengesahan perubahan AD/ART, dan kepengurusan PBNU sebagaimana tercatat dalam AHU 0001097.AH.0108 Tahun 2024.

Sebagaimana dilansir detikJabar, pertemuan di Cirebon itu juga menyoroti kebijakan PBNU yang telah menerima konsesi tambang batu bara. Menurut mereka kebijakan ini telah mencederai hati warga NU dan bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini diperjuangkan oleh organisasi itu.

Konsolidasi di Cirebon itu juga merupakan kelanjutan dari Musyawarah Besar Ulama yang digelar di Bangkalan beberapa waktu lalu. Ada 7 poin hasil musyawarah besar di Bangkalan, salah satunya menyoroti tentang keabsahan pengurus PBNU hasil Muktamar NU di Lampung. Begini bunyinya.

"PBNU hasil Muktamar Lampung telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan praktik politisasi institusi NU dan menjadikan NU sebagai alat politik merebut kekuasaan yang menabrak aturan organisasi dan Khittah 1926," demikian poin kedua hasil musyawarah besar di Bangkalan.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads