Kericuhan Karnaval karena Atribut Silat di Lamongan Berakhir Damai

Kericuhan Karnaval karena Atribut Silat di Lamongan Berakhir Damai

Eko Sudjarwo - detikJatim
Minggu, 01 Sep 2024 15:17 WIB
Perseteruan di Karnaval, Lamongan diselesaikan dengan cara kekeluargaan
Kericuhan karnaval di Lamongan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Foto: Istimewa
Lamongan -

Karnaval peringatan HUT ke-79 RI di Lamongan ricuh gegara kesalahpahaman ada penonton yang memakai kaus perguruan silat. Korban yang menjadi sasaran pukulan memilih tidak melaporkan kejadian ini, sehingga kasus diselesaikan dengan perdamaian.

Kasi Humas Polres Lamongan Ipda M Hamzaid menjelaskan, korban langsung diamankan ke rumah kepala desa setempat usai insiden kericuhan tersebut. Namun, korban menolak melaporkan kejadian yang dialaminya ke polisi.

Sehingga antara korban dan panitia sudah sepakat untuk berdamai dan menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Proses damai itu disertai surat pernyataan dan biaya ganti pengobatan oleh panitia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Surat pernyataan untuk tidak menuntut secara hukum ini disaksikan Forkompimcam, Kades Sumberagung, dan ketua masing-masing perguruan," ungkap Hamzaid saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (1/9/2024).

Ia menyebut, kasus tersebut telah berakhir damai antara korban dan panitia. Untuk mendinginkan suasana, lanjut Hamzaid, Polres Lamongan juga berpatroli di lokasi. Ia pun mengimbau semua pihak menahan diri dengan video yang beredar karena permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

ADVERTISEMENT

"Kami imbau kepada semua pihak untuk menahan diri dengan kejadian dalam video yang beredar. Karena permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan," imbaunya.

Hamzaid mengungkapkan, kejadian kericuhan berlangsung saat karnaval memperingati HUT ke-79 RI. Karnaval tersebut digelar pada Sabtu (31/8/2024) sekitar pukul 11.00 WIB, di lapangan Desa Sumberagung, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.

"Jadi, pada Sabtu (31/8/2024) sekira jam 11.00 WIB, telah terjadi dugaan tindak kekerasan terhadap orang di Lapangan Desa Sumberagung, Kecamatan Sukodadi," kata Hamzaid.

Kejadian ini, menurut Hamzaid, berawal dari kegiatan karnaval dalam rangka HUT RI di Desa Sumberagung. Dalam kegiatan ini, telah disepakati tidak akan ada yang memakai atribut perguruan silat, baik peserta karnaval maupun penonton.

"Ketika itu ada pengunjung dari luar desa yang berniat datang menjenguk kakeknya yang sedang sakit di Desa Sumberagung, memakai atribut salah satu perguruan," ujarnya.

Ketika korban yang berusia 17 tahun ini datang, di Desa Sumberagung tengah berlangsung karnaval. Kemudian korban menyempatkan diri menonton kegiatan tersebut dengan memakai kaus beratribut perguruan.

Salah satu perguruan lain memprotes karena ada atribut perguruan seperti yang dipakai korban. Padahal sesuai kesepakatan tidak diperkenankan memakai atribut selama karnaval, baik dari penonton maupun peserta karnaval.

"Kemudian korban diingatkan, akan tetapi korban langsung dikerumuni penonton karnaval, selanjutnya kejadian tersebut dilerai panitia," jelasnya.




(ihc/irb)


Hide Ads