Sebuah tragedi kecelakaan maut truk sarat penumpang jemaah pengajian di Pasuruan pernah terjadi 17 tahun silam. Kecelakaan itu menewaskan 13 orang dan 42 lainnya luka berat dan ringan.
Kecelakaan maut ini terjadi pada Senin, 28 Mei 2007 di Desa Sedaeng, Tosari, Kabupaten Pasuruan. Kecelakaan itu melibatkan sebuah truk Colt diesel yang dikemudikan Fakih.
Nahas itu terjadi sebelum tiba ke lokasi pengajian yang berjarak 20 kilometer, truk mengalami kecelakaan saat tiba di jalanan yang menikung tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sopir truk yang hilang kendali membuat truk terguling. Penyebabnya karena truk mengangkut banyak orang sedangkan rem truk ternyata blong dan tiba-tiba mesin mati.
Akibatnya, sebanyak 13 penumpang tewas dalam kecelakaan itu. Sedangkan sebanyak 27 orang cedera berat, dan 15 lainnya mengalami luka ringan.
Seluruh korban sempat dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat Tosari. Namun karena luka yang dialami berbeda-beda mereka kemudian dirujuk ke RSUD dr Sudarsono Pasuruan dan RS Syaiful Anwar Malang.
"Korban tewas menjadi 13. Seorang korban luka yang dirawat di Malang meninggal," ujar Kapolres Pasuruan saat itu AKBP Boy Rafli Amar.
Buntut kecelakaan ini, polisi lalu mengimbau kepada masyarakat setempat agar tak naik di bak truk. Ini agar kejadian serupa tak terjadi lagi.
"Kita tegaskan agar tidak ada truk bermuatan manusia naik ke Tosari tanpa alasan apapun kecuali mengangkut sayur," kata Boy.
Kepala Identifikasi PJR Polda Jatim saat itu, Kombes Agus Maulana menjelaskan dari hasil penyelidikannya, kecelakaan maut itu terjadi karena kondisi truk juga tidak laik jalan. Sebab ditemukan adanya kebocoran oli di as roda bagian belakang.
"Kebocoran oli di as roda belakang. Terbukti adanya kerak oli lama di tromol rem. Akibatnya tromol rem kalah," kata Agus.
Penyebab berikutnya, di lokasi kejadian tidak ada penerangan jalan yang memadai serta minimnya rambu lalu lintas. Apalagi permukaan jalan batu lepas dan ketajaman turunnya 45 derajat,
"Pengemudi ternyata juga tidak mempunyai SIM dengan alasan hilang pada tahun 2006 lalu. Kesimpulan ini berdasarkan hasil identifikasi petugas di lapangan maupun cek fisik pada truk," tandas Agus.
(abq/iwd)