Ini Kata-kata Manis Sales Bikin Warga Kena Prank Rumah Murah di Surabaya

Ini Kata-kata Manis Sales Bikin Warga Kena Prank Rumah Murah di Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 21 Agu 2024 16:57 WIB
Dian Agung sales prank perumahan murah Surabaya
Dian Agung, sales yang ngeprank ratusan orang soal lokasi perumahan (Foto: Tangkapan Layar)
Surabaya -

Ramai di media sosial ratusan menjadi korban prank perumahan di Surabaya. Mereka sempat tergiur dengan cicilan murah dan lokasi yang ditawarkan.

Namun saat mengetahui bahwa rumah tersebut bukan berlokasi di Surabaya, melainkan di Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, Madura, warga pun merasa kecewa.

Agen atau sales, Dian Agung, yang mempromosikan perumahan murah itu pun buka suara. Dian membenarkan bahwa promosi rumah cicilan Rp 900 ribu per bulan yang ditawarkannya viral di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang kami memasarkan rumah subsidi dengan cicilan tepatnya Rp 946.000 selama 25 tahun tidak ada kenaikan. DP-nya Rp 2 juta saja, ternyata banyak yang tertarik," ungkap pria yang akrab disapa Iyan ini kepada detikJatim, Rabu (21/8/2024).

Promo itu ia lakukan di akun TikToknya dengan nama pengguna @iyan_istimiwir yang memiliki lebih dari 114 ribu pengikut. Iyan mengaku tujuannya memang untuk marketing sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat. Namun sepertinya banyak warga yang keliru menafsirkan promo yang dibuatnya.

ADVERTISEMENT

"Saya selalu sampaikan 'rumahnya di terusan Kenjeran, terdekat dengan SDN Kedung Cowek dan SDN Tambak Wedi, tepatnya di sebelah jembatan Suramadu'. Itulah yang saya sampaikan jadi marketing saja, bahasa marketing cukup manis namun kondisinya adalah mengena ke user," jelas Iyan.

Iyan kemudian mengumpulkan ratusan orang yang tertarik dengan rumah subsidi itu pada Minggu (18/8) sekitar pukul 10.00 WIB di sekitar Jalan Tambak Wedi. Tujuannya untuk dibriefing sebelum survei ke lokasi.

Mereka berkumpul di depan ruko PT PP Properti Suramadu yang tutup dan ada spanduk bertuliskan ruko tersebut dijual.

"Awalnya di lapangan Tambak Wedi, tapi ada kegiatan warga merayakan HUT ke-79 RI. Lalu kita pindah di depan ruko yang saya ndak tahu ternyata juga ada kantor properti, posisinya tutup saat itu dan ndak diizinkan warga di sana. Maka kita pindah di depan SDN Kedung Cowek," tuturnya.

Ratusan warga yang sudah berkumpul di depan SDN Kedung Cowek rupanya merasa kena prank. Iyan juga menyebut mereka terprovokasi hingga situasi menjadi tidak kondusif.

"Saya berusaha menjelaskan, mungkin ada misskomunikasi. Namun belum selesai saya sampaikan banyak yang terprovokasi sampai marah-marah. Bahkan saya ditendang diludahi tapi saya sabar saja. Di sana sudah ada petugas Satpol PP juga dan kepolisian karena ada kerumunan massa mungkin," jelasnya.

Petugas lantas membubarkan kerumunan massa itu. Selanjutnya Iyan diajak ke Mapolsek Kenjeran untuk dimintai keterangan.

"Akhirnya saya ke polsek untuk menjelaskan. Tidak ada warga yang dirugikan karena belum ada DP apapun. Kami tidak akan pernah melakukan transaksi kecuali usernya sudah tertarik, sudah ke lokasi dan melakukan screening data," tukasnya.

Usai kejadian itu, warga yang merasa kena prank pun memilih pulang. Tetapi ada pula sekitar 30 warga yang tetap melakukan survey ke rumah subsidi yang dipromosikan Iyan.

Iyan juga mengapresiasi antusiasme seluruh warga yang datang, bahkan ada yang jauh-jauh dari luar kota seperti Sidoarjo, Malang, hingga Kediri.

"Saya sudah buat klarifikasi soal informasi ini juga di TikTok saya," pungkas Iyan.

Diberitakan sebelumnya Ratusan orang kena prank promosi perumahan di Surabaya. Mereka mengaku sempat tergiur dengan cicilan murah yang ditawarkan.

Namun setelah mengetahui lokasi perumahan tersebut yang ternyata berada di Bangkalan, Madura, mereka pun merasa kecewa. Padahal warga menyebut perumahan tersebut dipromokan berada di Surabaya utara.

Salah satu warga yang terkena prank promosi perumahan itu adalah Nanik Christin asal Surabaya. Nanik menyebut bahwa mulanya ia melihat promosi di TikTok angsuran perumahan Rp 900.000 per bulan flat selama 25 tahun.

"Tertipu soal lokasi aja sih. Pas saya datangi ternyata ada di Madura. Banyak banget yang ketipu, jalanan sampai ketutup. Sempat diamuk warga di lokasi tempat kumpul (di Jalan Tambak Wedi) karena gak ada izin, sampai pindah ke lokasi lain (di depan SDN Kedung Cowek)," ujar Nanik saat dihubungi detikJatim, Senin (19/8/2024).




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads