Pilu Remaja Madiun Gagal Ginjal: Cuci Darah Rutin-Obat Tak Boleh Putus

Pilu Remaja Madiun Gagal Ginjal: Cuci Darah Rutin-Obat Tak Boleh Putus

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 15 Agu 2024 21:01 WIB
MS, anak berusia 13 tahun asal Caruban, Madiun menderita gagal ginjal bersama ibunya, Melly Winarsih.
MS, anak berusia 13 tahun asal Caruban, Madiun menderita gagal ginjal bersama ibunya, Melly Winarsih. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

MS, remaja 13 tahun asal Caruban, Madiun menderita gagal ginjal akibat sering mengonsumsi makanan dan minuman instan. Akibat masalah pada ginjalnya itu dia harus menjalani cuci darah di RSU dr Soetomo Surabaya dan mengonsumsi obat 4 kali sehari tanpa boleh putus.

Melly Winarsih ibu kandung MS mengatakan bahwa sudah 2 tahun putrinyaitu menjalani cuci darah di RSU Dr Soetomo. Dalam sepekan dia harus menjalani hemodialisis atau cuci darah dua kali.

"Cuci darah dua kali seminggu. Hari Selasa dan Jumat. Rutin terus, nggak pernah absen. Dulu awal sesak, karena sampai seminggu tiga kali (cuci darah)," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (15/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melly mengatakan bahwa di awal cuci darah itu putrinya masih merasa sesak napas dan tubuhnya lemas. Setelah cuci darah juga masih lemas dan susah makan selama 3 bulan pertama. Kini MS sudah terbiasa, badannya sudah tidak lemas dan nafsu makannya kembali normal.

"Ada obatnya untuk lambung. Lama-lama enak makannya. Sudah mau makan. Pas cuci darah sudah nggak nangis. Awal-awal nangis karena takut. Sekarang kalau pusing harus sigap obatnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Ya, obat yang dikonsumsi MS juga tidak boleh putus. Setiap hari, kata Melly, putrinyaitu harus mengonsumsi sejumlah obat dengan frekuensi 4 kali dalam sehari.

"Obatnya sampai sekarang nggak boleh putus. Setiap hari minum obat terus. Ada empat kali minum sehari. Ada obat untuk hipertensi kan nggak boleh putus itu," tambahnya.

Selain itu, agar daya tahan tubuhnya terjaga MS diwajibkan mengonsumsi air putih maksimal 600 ml per hari. Terkait makanan, ada sejumlah pantangan yang harus dipatuhi. MS tidak boleh terlalu banyak makan yang asin atau terlalu manis. Sayur mentah juga tak boleh karena tinggi kalium.

"Makan yang dianjurkan seperti daging tapi yang nggak ada lemak. Terus ikan laut. Ayam tapi nggak boleh yang ada kulitnya. Sayuran direbus dulu. Full air putih. Susu pun khusus untuk ginjal, belinya di apotek," pungkasnya.

Semua keadaan memilukan yang dialami remaja yang seharusnya sedang menjalani masa-masa bahagianya di jenjang SMP itu bermula dari kebiasaan MS yang suka memakan makanan dan minuman serba instan. Seperti mi instan dan minuman sasetan.

Di usia 10 tahun, ketika MS semakin sering makan mi instan dan minuman sasetan macam-macam, berulang kali tubuhnya mengalami demam selama hampir 1 tahun tanpa diketahui apa sebabnya.

Tepatnya pada Oktober 2022, MS tiba-tiba sesak napas. Melly membawanya ke dokter. Tapi ketika pulang masih sesak napas, lanjut dibawa ke Puskesmas agar dapat oksigen. Setelah saturasi membaik dia diizinkan pulang tapi sesak napasnya justru bertambah parah.

Saat itulah ibundanya membawa MS ke RSUD Caruban. Di rumah sakit pemerintah daerah itu, MS menjalani cek kesehatan lengkap. Hingga baru diketahui bahwa MS menderita gagal ginjal.

Setelah dinyatakan gagal ginjal, MS segera dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya. Di hari pertama datang ke RSU dr Soetomo MS langsung menjalani pemeriksaan kesehatan ulang secara lengkap dan diminta menjalani cuci darah.

"Langsung pemasangan cuci darah. Awalnya pemeriksaan lengkap, lab, foto rongen, semuanya. Malam itu juga langsung cuci darah. Masuk RSU dr Soetomo tahun 2022 bulan Oktober," kata Melly.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads