Mahasiswi PPDS Undip Bunuh Diri, Ditemukan Diari Isi Beratnya Hadapi Senior

Kabar Daerah

Mahasiswi PPDS Undip Bunuh Diri, Ditemukan Diari Isi Beratnya Hadapi Senior

Afzal Nur Iman - detikJatim
Kamis, 15 Agu 2024 13:21 WIB
Ilustrasi perundungan dokter
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ditemukan tewas diduga bunuh diri. Mahasiswi berusia 30 tahun ditemukan tewas di kamar kos Kelurahan Lempongsari, Semarang, Senin (12/8/2024).

Mahasiswi itu tewas diduga menyuntikkan obat penenang kepada tubuhnya sendiri. Korban diketahui tengah menempuh PPDS Prodi Anestesi di Undip. Polisi menyebut yang bersangkutan sudah menempati kos di Lempongsari sekitar 1 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi menyatakan tengah mendalami informasi bahwa korban diduga dirundung (bullying).

"Terkait informasi perundungan dan sebagainya masih kita cek karena yang bersangkutan infonya sakit dan yang bersangkutan kan ikut beasiswa. Makanya mending kita dalami dulu yang bersangkutan informasinya sudah nggak kuat lagi atau bagaimana kita cek dulu benar apa nggaknya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena dilansir dari detikJateng saat dihubungi, Rabu (14/8/2024).

ADVERTISEMENT

Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono menemukan buku harian korban. Dalam diari tersebut, korban menceritakan beratnya menjadi mahasiswa kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.

"Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat," ungkapnya.

"Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," sambungnya.

Orang tua korban juga disebut langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa di autopsi.

"Ibunya menyadari minta dibawa ke Kariadi tidak diautopsi dan langsung dibawa ke Tegal," tandasnya.

Soal perundungan juga menjadi atensi bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pihak kemenkes bahkan mengirim surat berisi pemberhentian program studi anastesi Fakultas Kedokteran (FK) Undip Semarang di RSUP DR Kariadi.

Dilansir dari detikHealth, diketahui perintah pemberhentian program studi anestesi FK Undip dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya, melalui surat kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

"Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di SUP Dr Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro," tulis dr Azhar dalam surat tertanggal 14 Agustus 2024 tersebut.

"Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan Langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP," lanjutnya.




(afn/fat)


Hide Ads