Alasan Mulia Anak Veteran Surabaya Bertahan Tinggal di Bunker Bersejarah

Alasan Mulia Anak Veteran Surabaya Bertahan Tinggal di Bunker Bersejarah

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 15 Agu 2024 08:30 WIB
Bunker di Korps Cacad Veteran RI Surabaya yang masih dihuni salah satu anak veteran.
Endang Supatmiati (68), anak veteran yang bertahan menghuni bunker di Surabaya. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Endang Supatmiati (68), anak salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Kapten Moestain pun alasan tersendiri bertahan tinggal di bunker Korps Cacad Veteran RI Surabaya. Simak penuturannya.

Saat dijumpai detikJatim, Endang mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman menempati bunker itu. Dia juga memiliki sejumlah alasan mengapa masih mau bertahan hidup di sana.

"Sebenarnya sudah ada rumah pengganti di Benowo. Saya juga punya rumah di Sidoarjo. Tapi di sini nyaman, kalau siang udaranya sejuk. Saya juga dekat kalau mau ambil uang pensiunan, mau ke plaza atau pasar juga dekat karena lokasinya di tengah kota," kata Endang, Rabu (14/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dirinya juga tidak ingin warisan peninggalan para veteran ini terabaikan, terbengkalai hingga tak terurus.

"Kalau nggak ada yang tinggal di sini, habis kayaknya isi asrama ini. Mungkin dicuri orang, atau rusak karena tidak terawat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Bunker yang dia tempati sendiri memiliki panjang sekitar 5 meter dengan tinggi 2 meter terbuat dari beton dengan ketebalan sekitar sentimeter.

Di dalam sana ada sebuah kasur serta berbagai perabotan rumah tangga milik Endang. Ada pula satu sudut ruangan kecil yang dia fungsikan sebagai gudang penyimpanan barang-barang lama.

Bunker di Korps Cacad Veteran RI Surabaya yang masih dihuni salah satu anak veteran.Bunker di Korps Cacad Veteran RI Surabaya yang masih dihuni salah satu anak veteran. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

Pintunya menggunakan pelat baja dengan dua tuas baja sebagai kunci. Bunker itu juga sudah dilengkapi dengan beberapa ventilasi udara.

"Sekitar 10 ahli waris masih bisa menempati asrama ini. Kalau bangunan, ada sekitar 12 rumah, kemudian ada 2 bunker. Satu yang saya tempati, satunya lagi kosong," jelasnya.

Endang juga mengenang mendiang orang tuanya yang merupakan tokoh pejuang.

"Bapak saya Kapten Moestain kepala asrama ini. Dulu ini ditempati Belanda, sekitar tahun 1945, pasukan bapak menang terus jadi asrama TNI. Ibu saya Sumiati, perawat di Rumah Sakit Pegirian," katanya.

Bunker di Korps Cacad Veteran RI Surabaya yang masih dihuni salah satu anak veteran.Bunker di Korps Cacad Veteran RI Surabaya yang masih dihuni salah satu anak veteran. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

Bapak dan ibunya dulu bertemu saat masa perang. Ibunya yang kala itu berprofesi sebagai perawat sempat merawat luka dari Kapten Moestain saat berjuang melawan penjajah.

Jelang Hari Kemerdekaan RI ke 79, Endang sebagai keluarga veteran pun menyampaikan sejumlah harapan. Diantaranya agar pemerintah terus peduli teradap nasib keluarga para pejuang kemerdekaan di masa lampau.

"Semoga pemerintah terus peduli, seperti dengan pemberian bantuan. Biasanya juga sudah ada bantuan sosial begitu untuk keluarga veteran," ujarnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads